All Stories

Rabu, 04 September 2013

by : Budi Waluyo
Penulisan karya tulis ilmiah merupakan tugas akhir seorang mahasiswa apabila ingin menyelesaikan suatu jenjang pendidikan. Sayangnya tidak semua mahasiswa paham, mengerti cara melakukan penelitian. Bahkan banyak mahasiswa yang memiliki nilai A pada mata kuliah metodologi penelitian, akan tetapi mengalami kesulitan pada saat dia harus menuangkan kedalam sebuah tulisan. Tulisan yang baik tentunya tidak hanya dimengerti oleh pembuatnya akan tetapi yang lebih penting dapat menyampaikan informasi kepada pembaca apapun tingkat pendidikan dan profesinya.
Mengapa banyak mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam membuat sebuah rencana penelitian?
Jawabanya, penelitian bukan cuma sebuah mata kuliah yang harus dihapalkan, lebih dari itu yaitu perilaku atau tindakan yang memerlukan pengetahuan dan keterampilan.
Mengapa pengetahuan?
Pengetahuan diperlukan untuk membuat konsep atau rancangan yang abstrak atau tidak nyata, sedangkan yang dimaksud dengan keterampilan adalah kemampuan merealisasikan atau menuliskan konsep yang telah dipikirkan menjadi sebuah hurup, kata, kalimat, paragraf, bab, dan laporan.
Mengapa kedua-duanya harus ada?
Apakah tidak cukup nilai yang baik pada matakuliah prasyarat sebelumnya?
Jawabannya adalah pernahkah anda mengalami atau mendengar pembicaraan seorang mahasiswa yang mengalami kesulitan menuliskan kata-kata padahal menurut dia idenya sudah ada di kepala? Pernahkan anda mengalami atau melihat seorang mahasiswa yang sudah duduk didepan komputer dengan posisi siap mengetik, akan tetapi detik demi detik bahkan jam mungkin juga hari ternyata tidak satu kalimat pun yang berhasil ditulis.
Mungkin juga anda pernah mendapatkan atau mengalami sendiri, ide yang ada dikepala ternyata berbeda dengan apa yang dituliskan dikertas. Sehingga bukan hanya orang lain yang membaca, anda sendiri merasa tidak mengerti apa isi dari tulisan anda dan lebih parah lagi anda merasa tidak pernah menuliskan kalimat demi kalimat yang sedang anda baca.
Sebenarnya langkah dalam membuat rencana penelitian atau prosposal penelitian tidak ada bedanya dengan aktivitas keseharian kita.
Loh kok bisa?
Maksudnya begini. Coba anda bayangkan langkah-langkah yang akan anda lakukan pada saat anda akan berganti pakaian setelah anda selesai mandi pagi. Sudah barang tentu yang harus anda bayangkan adalah urutannya atau pakaian mana yang harus terlebih dahulu dipakai. Sebelum langkah tersebut pasti anda sudah menentukan pakaian yang mana yang akan dipergunakan pada hari itu. Pemilihan pakaian pasti akan anda sesuaikan dengan mau kemana anda. Kembali pada langkah memakai baju, anda akan menggunakan pakaian dalam terlebih dahulu kemudian baru pakaian yang lebih luar. Apabila anda memakai pakaian luar di bagian dalam dan pakaian dalam diluar, analisis saya adalah: itu tidak dilakukan oleh orang normal kecuali anda memang superman.
Apa hubungan antara saya menjelaskan cara menggunakan pakaian dengan proposal penelitian?
Memang tidak ada hubungan langsung kecuali anda harus berpakaian pada saat membuat proposal kalau tidak mau masuk angin…he..he.
Begini, berpakaian yang ternyata memiliki langkah-langkah, akan tetapi karena sering berpakaian sehingga kita tidak sadar bahwa urutan itu ada. Pembuatan proposal penelitian pun sama, ada langkah-langkahnya. Dengan kata lain pembuatan proposal penelitian harus dilakukan dengan sistematis. Betul, salah satu ciri sebuah karya ilmiah adalah ada unsur sistematis.
Yah…dari dulu saya juga tahu bahwa ada langkahnya… itu mungkin pernyataan yang muncul dalam benak anda pada saat menbaca ini. Bagus, kalau anda menyadarinya. Dengan demikian anda pasti mengetahui apa yang harus ada kerjakan pertama kali sebelum melakukan pekerjaan lain.
Baiklah karena kita sama-sama telah mengetahui bahwa penelitian itu membutuhkan langkah-langkah yang sistematis, maka saya akan menjelaskan dengan bahasa sederhana setiap langkah yang anda harus lewati apabila anda akan membuat suatu proposal penelitian. Serius Nih….. tadi?
Langkah Pertama: Mencari Masalah Penelitian dan pertanyaan penelitian.
Langkah pertama yang harus dilakukan oleh calon peneliti pada saat akan merencanakan sebuah proposal penelitian adalah mencari masalah penelitian dan pertanyaan penelitian.
Pasti muncul pertanyaan pada benak anda, “bukankah judul itu lebih penting?”
Kembali ke cara anda berpakaian. Bukankah langkah pertama pada saat anda berpakaian karena anda tidak berpakaian, pakaian anda kotor atau mungkin pakaian yang ada pakai tidak sesuai dengan acara yang akan diikuti. Anggaplah masalah utamanya adalah anda tidak berpakaian.
Dari mana anda menyatakan masalahnya adalah tidak berpakaian?
Secara konsep, masalah adalah penyimpangan antara harapan dan kenyataan.
Harapannya anda harus berpakaian apabila tidak mau menderita masuk angin, sementara pada saat itu anda tidak berpakaian sehingga kemungkinan besar anda akan masuk angin kalau tidak memakai pakaian. Dengan demikian masalah timbul yaitu anda tidak berpakaian.
Lalu hubungannya dengan pertanyaan penelitian?
Setelah anda menyadari anda tidak berpakaian, maka timbul pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1.Bagaimana kalau saya tidak berpakaian?
2.Pakaian apa yang cocok dengan saya?
3.Apa yang harus saya pertimbangkan dalam memilih pakaian?
4.Apakah ada hubungan antara berpakaian dengan masuk angin?
5.Bagaimana persepsi masyarakat jika saya tidak berpakaian?
6.Dan sebagainya.
Ternyata dari satu masalah kita mendapatkan lebih dari satu pertanyaan. Begitu pula pada saat anda mendapatkan masalah penelitian maka anda akan mendapatkan banyak sekali pertanyaan penelitian.
Satu pertanyaan penelitian minimal bisa anda jadikan satu judul penelitian.
Dengan demikian langkah pertama anda adalah mencari masalah penelitian.
Kemudian muncul kembali pertanyaan anda, darimana saya mendapatkan masalah penelitian?
Pada saat menemukan masalah karena tidak berpakaian maka sebenarnya anda mendapatkan itu pengetahuan sebelumnya dari:
1. Pengalaman sendiri, mungkin anda pernah masuk angin akibat tidak berpakaian.
2. Orang lain, orang lain menyatakan bahwa kalau tidak berpakaian maka anda akan masuk angin.
3. Buku, apabila anda membaca buku cara berpakaian sesuai dengan acara resmi maka anda akan memilih pakaian sesuai dengan acara tersebut.
4. Penelitian, mungkin juga anda membaca hasil penelitian orang lain bahwa ada hubungan antara tidak berpakaian dengan masuk angin.
Kaitannya dengan cara mendapatkan masalah?
Masalah penelitian anda akan dapatkan dari:
1. Pengalaman sendiri, misalnya anda sebagai petugas kesehatan tentuanya anda akan mendapatkan kesenjangan antara harapan dan kenyataan atau teori dengan kenyataan dan itulah masalah.
2. Orang lain, anda bergaul dengan orang lain tentunya orang yang ahli dibidangnya. Orang tersebut menyatakan ada masalah, dan anda mengambil masalah itu menjadi masalah penelitian anda.
3. Buku, tuntunan dari Allah SWT yang menyuruh kepada Nabi Muhammad SAW yang tidak dapat membaca adalah Ikro, Ikro, Ikro….Baca, Baca, Baca… Bacalah dengan nama Tuhanmu. Dengan membaca anda akan mendapatkan permasalahan, jadi Bacalah…
4. Penelitian, anda dapat membaca hasil penelitian orang lain dan disana anda mendapatkan masalah yang direkomendasikan oleh peneliti. Bisa juga anda melakukan penelitian kecil (small research) terkait sebuah topik yang anda senangi dan dari sana anda akan mendapatkan masalah.
Mudahkan? He he …
Alhamdulilah…
Setelah langkah pertama selesai maka anda akan menuju langkah selanjutnya yaitu menuliskan isi fikiran / masalah yang anda temukan dalam sebuah proposal penelitian:
Untuk menyamakan presepsi juga struktur ini dari proposal penelitian bagi mahasiswa STIKES ICSADA, maka komponen pada pembuatan proposal penelitian merujuk pada buku panduan penyusunan dan penulisan karya tulis ilmiah dan skripsi yang dikeluarkan oleh institusi STIKES ICSADApada halaman 7-8. Dimana secara garis besar memuat beberapa hal pokok yang akan saja jelaskan.
Latar belakang merupakan pembenaran (justifikasi) terhadap pemilihan masalah penelitian. Dalam latar belakang calon peneliti memaparkan:
1. mengapa penelitian tersebut harus dilakukan?
2. bagaimana kalau tidak dilakukan penelitian?
3. bagaimana kalau dilakukan penelitian?

Pada saat menjelaskan mengapa penelitian dilakukan, calon peneliti harus menjelaskan fenomena/masalah yang ada dilapangan sehingga menyebabkan perlunya untuk dilakukan penelitian. Dalam menjelaskan masalah, calon peneliti harus membandingkan antara harapan atau teori dengan kenyataan yang ada sehingga timbul kesenjangan (masalah). Fenomena yang ada dapat diperoleh dari:
1. hasil penelitian pendahuluan (small research)
2. hasil penelitian orang lain
3. instansi lain yang sesuai
4. pengalaman calon peneliti
Data atau fenomena tersebut disusun dengan menggunakan metode deduktif atau induktif (dari umum ke khusus atau dari khusus ke umum). Contoh menggunakan metode deduktif. Dalam kesempatan ini calon peneliti ingin menjelaskan data yang berasal dari organisasi kesehatan dunia, dinas kesehatan kabupaten, dinas kesehatan provinsi, departemen kesehatan, rumah sakit kabupaten atau kota, dan unit tertentu di rumah sakit kabupaten atau kota/puskesmas/masyarakat. Maka pada saat menuliskan calon meneliti mengurutkan data atau fenomena dari:
1. World Health Organization (WHO) (Dunia)
2. Depatemen Kesehatan (Indonesia)
3. Dinas Kesehatan Provinsi (Provinsi)
4. Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota (Kabupaten atau Kota)
5. Rumah Sakit/Puskesmas/Masyarakat
6. Unit Tertentu dari Rumah Sakit/Puskesmas/Masyarakat
Selanjutnya setelah menampilkan fenomena tersebut calon peneliti mengungkapkan masalah atau kesenjangan yang ada, dengan cara membandingkan antara harapan dan kenyataan. Hasil perbandingan tersebut menunjukan adanya kesenjangan yang harus dicari jalan pemecahannya. Salah satu pemecahannya adalah perlunya penelitian dilakukan untuk menjawab masalah tersebut. Setelah itu peneliti juga memberikan alasan apabila penelitian tidak dilakukan dan apabila penelitian dilakukan.
Contoh: Judul Penelitian “Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil dengan ketaatan memeriksakan diri selama kehamilan di Rumah Sakit Umum Bojonegoro”
Selanjutnya adalah menuliskan Rumusan Masalah penelitian
Masalah penelitian merupakan masalah yang akan dicari jawabannya melalui penelitian yang akan dilakukan. Masalah penelitian ditulis dalam bentuk kalimat tanya.
Contoh:
Bagaimana hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil dengan ketaatan memeriksakan diri selama kehamilan di Rumah Sakit Umum Bojonegoro?
Selanjutnya adalah menyampaikan tujuan penelitian
Tujuan Umum
Tujuan umum merupakan tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini dengan kata lain tujuan akhir dari penelitian ini.
Contoh:
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil dengan keataatan memeriksakan diri selama kehamilan di Rumah Sakit Umum Bojonegoro.
Tujuan Khusus
Tujuan khusus merupakan tujuan yang ingin dicapai melalui variabel independen dan dependen. Apabila ada sub variabel dari independen maupun dependen maka dibuat juga dalam tujuan khusus.
Contoh:
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
a. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu hamil yang memeriksakan diri ke Rumah Sakit Umum Bojonegoro
b. Mengidentifikasi ketaatan ibu hamil yang memeriksakan diri ke Rumah Sakit Umum Bojonegoro
c. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu hamil dan memeriksakan diri ke Rumah Sakit Umum Bojonegoro berdasarkan tingkat pendidikan
d. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu hamil dan memeriksakan diri ke Rumah Sakit Umum Bojonegoro berdasarkan usia
e. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu hamil dan memeriksakan diri ke Rumah Sakit Umum Bojonegoro berdasarkan paritas
f. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu hamil dan memeriksakan diri ke Rumah Sakit Umum Bojonegoro berdasarkan tingkat sosial ekonomi
Tahap Selanjutnya adalah Manfaat Penelitian:
Dalam menjelaskan manfaat penelitian calon peneliti harus menjelaskan manfaat dari penelitian yang akan dilakukan terhadap calon peneliti, profesi calon peneliti, tempat penelitian, instansi calon peneliti kalau mungkin manfaat untuk penelitian selanjutnya. Penjelasan tentang manfaat penelitian harus ditulis secara spesifik, artinya manfaat tersebut adalah manfaat dari penelitian yang akan dilakukan bukan dari yang lain.
Contoh:
1. Manfaat untuk peneliti
Melalui penelitian ini peneliti dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama mengikuti pembelajaran terutama tentang hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil dengan ketaatan dalam memeriksakan diri selama kehamilan di Rumah Sakit Umum Bojonegoro
2. Manfaat untuk profesi keperawatan
Melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah memperkaya keilmuan dalam keperawatan terutama keperawatan maternitas tentang hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan ketaatan dalam memeriksakan diri selama kehamilan di Rumah Sakit Umum Bojonegoro.
3. Manfaat untuk tempat penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi Rumah Sakit Umum Bojonegoro terkait dengan hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan ketaatan dalam memeriksakan diri selama kehamilan di Rumah Sakit Umum Bojonegoro.
4. Manfaat untuk STIKES ICSADA Bojonegoro
Penelitian ini dapat dipergunakan sebagai literatur ilmiah dalam bidang keperawatan maternitas terutama dalam hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan ketaatan dalam memeriksakan diri selama kehamilan di Rumah Sakit Umum Bojonegoro.
5. Manfaat untuk penelitian selanjutnya
Penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan dalam melanjutkan penelitian terkait dengan hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan ketaatan dalam memeriksakan diri selama kehamilan di Rumah Sakit Umum Bojonegoro.
Selanjutnya Metode Penelitian:
Berikut ini contoh dari metode penelitian, akan tetapi setiap penelitian mempunyai metode-metode yang berbeda sesuai dengan tujuan yang ingin di capainya. Metode penelitian adalah cara penelitian itu dilakukan. Biasanya Metode penelitian terdiri dari:
1. Jenis Penelitian
2. Tempat Penelitian
3. Waktu Penelitian
4. Populasi, sampel dan sampling
5. Instrumen penelitian
6. Rencana analisa
7. Etika Penelitian

Jenis Penelitian
Jenis penelitian dapat menunjukan sebuah cara memandang sebuah penelitian berdasarkan cara pandang tertentu. Misalnya: Jenis penelitian berdasarkan jenis data yaitu penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Jenis penelitian dilihat dari cara pendekatan yaitu cross sectional (potong lintang) dan longitudinal. Jenis penelitian dilihat dari hubungan antar variabel yaitu deskriftif, korelasional, komparasi.

Tempat Penelitian
Tempat penelitian menunjukan dimana penelitian akan dilakukan. Disini calon peneliti harus secara lengkap menjelaskan tentang rencana penelitian akan dilakukan. Apabila tempat penelitian dilakukan di lebih dari satu tempat maka calon peneliti harus menjelaskan dimana saja penelitian tersebut.

Waktu Penelitian
Dalam menjelaskan waktu penelitian, calon peneliti harus menjelaskan dari mulai perencanaan sampai dengan publikasi. Kebanyakan calon peneliti mengambarkan waktu penelitian dalam bentuk tabel rencana penelitian.

Populasi,
Dalam menjelaskan populasi, calon peneliti harus menjelaskan berapa besar populasi yang menjadi target dalam penelitian tersebut. Target populasi adalah populasi yang akan digunakan untuk melakukan generalisasi dari sebuah penelitian.

Sampling
Dalam menjelaskan sampling calon peneliti dengan cara apa mengambil sampel. Dalam menentukan jenis sampling seorang peneliti harus mempertimbangkan populasi target, metode penelitian, dan jenis pendekatan.

Sampel 
Dengan menggunakan tehnik sampling yang baik calon peneliti dapat menentukan ukuran sample dari sebuah penelitian. Sample merupakan subjek penelitian yang terlibat langsung dalam penelitian. Hasil dari sample tersebut pada akhir penelitian akan digeneralisasi pada populasi target.

Instrumen Penelitian
Validitas
Reliabilitas
Jenis Data
Data Primer dan Data Sekunder
Rencana Analisis Data
Univariat
Tujuan dari analisis univariat (deskriftif) adalah menjelaskan / mendeskripsikan karakteistik masing-masing variabel yang diteliti. Pada dasarnya analisis ini digunakan untuk meringkas data menjadi ukuran tengah dan ukuran variasi. Ringkasan tersebut selanjutnya dibandingkan dengan gambaran dari subjek yang lain. Dalam meringkas data numerik ukuran tengah yang biasa dipergunakan adalah mean, median, dan modus. Sedangkan nilai tengah diantaranya range, jarak inter quartil, standar deviasi.
Bivariat
Analisis ini digunakan untuk menghuji hubungan atau pengaruh dari dua buah variabel. Jenis uji bivariat disesuaikan dengan jenis data dari masing-masing variabel.
Etika Penelitian
Dalam menjelaskan etika penelitian calon peneliti harus menjelaskan masalah etik yang mungkin terjadi. Masalah etik tersebut dijelaskan oleh calon peneliti secara jelas termasuk cara mengatasi masalah etik tersebut.
Beberapa masalah etik yang biasa terjadi dalam penelitian adalah: hak untuk self determination; hak terhadap privacy dan martabat; hak terhadap anonymity dan confidentiality; hak untuk mendapatkan penanganan yang adil; dan hak terhadap perlindungan dari ketidaknyamanan atau kerugian. Hak self determination memberikan otonomi kepada subjek penelitian untuk membuat keputusan secara sadar, bebas dari paksaan untuk berpartisipasi atau tidak berpartisipasi dalam penelitian ini atau untuk menarik diri dari penelitian ini. Sedangkan hak terhadap privacy dan dignity memberikan kesempatan kepada subjek penelitian untuk menentukan waktu, dan situasi dimana dia terlibat. Dengan hak ini pula informasi yang didapatkan di subjek penelitian tidak boleh dikemukakan kepada umum tanpa persetujuan dari yang bersangkutan. Sementara itu hak anonymity dan confidentiality didasari atas hak kerahasiaan, subjek penelitian memiliki hak untuk tidak ditulis namanya atau anonim dan memiliki hak untuk berasumsi bahwa data yang dikumpulkan akan dijaga 


Cara Penyusunan Proposal

by : Budi Waluyo
Penulisan karya tulis ilmiah merupakan tugas akhir seorang mahasiswa apabila ingin menyelesaikan suatu jenjang pendidikan. Sayangnya tidak semua mahasiswa paham, mengerti cara melakukan penelitian. Bahkan banyak mahasiswa yang memiliki nilai A pada mata kuliah metodologi penelitian, akan tetapi mengalami kesulitan pada saat dia harus menuangkan kedalam sebuah tulisan. Tulisan yang baik tentunya tidak hanya dimengerti oleh pembuatnya akan tetapi yang lebih penting dapat menyampaikan informasi kepada pembaca apapun tingkat pendidikan dan profesinya.
Mengapa banyak mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam membuat sebuah rencana penelitian?
Jawabanya, penelitian bukan cuma sebuah mata kuliah yang harus dihapalkan, lebih dari itu yaitu perilaku atau tindakan yang memerlukan pengetahuan dan keterampilan.
Mengapa pengetahuan?
Pengetahuan diperlukan untuk membuat konsep atau rancangan yang abstrak atau tidak nyata, sedangkan yang dimaksud dengan keterampilan adalah kemampuan merealisasikan atau menuliskan konsep yang telah dipikirkan menjadi sebuah hurup, kata, kalimat, paragraf, bab, dan laporan.
Mengapa kedua-duanya harus ada?
Apakah tidak cukup nilai yang baik pada matakuliah prasyarat sebelumnya?
Jawabannya adalah pernahkah anda mengalami atau mendengar pembicaraan seorang mahasiswa yang mengalami kesulitan menuliskan kata-kata padahal menurut dia idenya sudah ada di kepala? Pernahkan anda mengalami atau melihat seorang mahasiswa yang sudah duduk didepan komputer dengan posisi siap mengetik, akan tetapi detik demi detik bahkan jam mungkin juga hari ternyata tidak satu kalimat pun yang berhasil ditulis.
Mungkin juga anda pernah mendapatkan atau mengalami sendiri, ide yang ada dikepala ternyata berbeda dengan apa yang dituliskan dikertas. Sehingga bukan hanya orang lain yang membaca, anda sendiri merasa tidak mengerti apa isi dari tulisan anda dan lebih parah lagi anda merasa tidak pernah menuliskan kalimat demi kalimat yang sedang anda baca.
Sebenarnya langkah dalam membuat rencana penelitian atau prosposal penelitian tidak ada bedanya dengan aktivitas keseharian kita.
Loh kok bisa?
Maksudnya begini. Coba anda bayangkan langkah-langkah yang akan anda lakukan pada saat anda akan berganti pakaian setelah anda selesai mandi pagi. Sudah barang tentu yang harus anda bayangkan adalah urutannya atau pakaian mana yang harus terlebih dahulu dipakai. Sebelum langkah tersebut pasti anda sudah menentukan pakaian yang mana yang akan dipergunakan pada hari itu. Pemilihan pakaian pasti akan anda sesuaikan dengan mau kemana anda. Kembali pada langkah memakai baju, anda akan menggunakan pakaian dalam terlebih dahulu kemudian baru pakaian yang lebih luar. Apabila anda memakai pakaian luar di bagian dalam dan pakaian dalam diluar, analisis saya adalah: itu tidak dilakukan oleh orang normal kecuali anda memang superman.
Apa hubungan antara saya menjelaskan cara menggunakan pakaian dengan proposal penelitian?
Memang tidak ada hubungan langsung kecuali anda harus berpakaian pada saat membuat proposal kalau tidak mau masuk angin…he..he.
Begini, berpakaian yang ternyata memiliki langkah-langkah, akan tetapi karena sering berpakaian sehingga kita tidak sadar bahwa urutan itu ada. Pembuatan proposal penelitian pun sama, ada langkah-langkahnya. Dengan kata lain pembuatan proposal penelitian harus dilakukan dengan sistematis. Betul, salah satu ciri sebuah karya ilmiah adalah ada unsur sistematis.
Yah…dari dulu saya juga tahu bahwa ada langkahnya… itu mungkin pernyataan yang muncul dalam benak anda pada saat menbaca ini. Bagus, kalau anda menyadarinya. Dengan demikian anda pasti mengetahui apa yang harus ada kerjakan pertama kali sebelum melakukan pekerjaan lain.
Baiklah karena kita sama-sama telah mengetahui bahwa penelitian itu membutuhkan langkah-langkah yang sistematis, maka saya akan menjelaskan dengan bahasa sederhana setiap langkah yang anda harus lewati apabila anda akan membuat suatu proposal penelitian. Serius Nih….. tadi?
Langkah Pertama: Mencari Masalah Penelitian dan pertanyaan penelitian.
Langkah pertama yang harus dilakukan oleh calon peneliti pada saat akan merencanakan sebuah proposal penelitian adalah mencari masalah penelitian dan pertanyaan penelitian.
Pasti muncul pertanyaan pada benak anda, “bukankah judul itu lebih penting?”
Kembali ke cara anda berpakaian. Bukankah langkah pertama pada saat anda berpakaian karena anda tidak berpakaian, pakaian anda kotor atau mungkin pakaian yang ada pakai tidak sesuai dengan acara yang akan diikuti. Anggaplah masalah utamanya adalah anda tidak berpakaian.
Dari mana anda menyatakan masalahnya adalah tidak berpakaian?
Secara konsep, masalah adalah penyimpangan antara harapan dan kenyataan.
Harapannya anda harus berpakaian apabila tidak mau menderita masuk angin, sementara pada saat itu anda tidak berpakaian sehingga kemungkinan besar anda akan masuk angin kalau tidak memakai pakaian. Dengan demikian masalah timbul yaitu anda tidak berpakaian.
Lalu hubungannya dengan pertanyaan penelitian?
Setelah anda menyadari anda tidak berpakaian, maka timbul pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1.Bagaimana kalau saya tidak berpakaian?
2.Pakaian apa yang cocok dengan saya?
3.Apa yang harus saya pertimbangkan dalam memilih pakaian?
4.Apakah ada hubungan antara berpakaian dengan masuk angin?
5.Bagaimana persepsi masyarakat jika saya tidak berpakaian?
6.Dan sebagainya.
Ternyata dari satu masalah kita mendapatkan lebih dari satu pertanyaan. Begitu pula pada saat anda mendapatkan masalah penelitian maka anda akan mendapatkan banyak sekali pertanyaan penelitian.
Satu pertanyaan penelitian minimal bisa anda jadikan satu judul penelitian.
Dengan demikian langkah pertama anda adalah mencari masalah penelitian.
Kemudian muncul kembali pertanyaan anda, darimana saya mendapatkan masalah penelitian?
Pada saat menemukan masalah karena tidak berpakaian maka sebenarnya anda mendapatkan itu pengetahuan sebelumnya dari:
1. Pengalaman sendiri, mungkin anda pernah masuk angin akibat tidak berpakaian.
2. Orang lain, orang lain menyatakan bahwa kalau tidak berpakaian maka anda akan masuk angin.
3. Buku, apabila anda membaca buku cara berpakaian sesuai dengan acara resmi maka anda akan memilih pakaian sesuai dengan acara tersebut.
4. Penelitian, mungkin juga anda membaca hasil penelitian orang lain bahwa ada hubungan antara tidak berpakaian dengan masuk angin.
Kaitannya dengan cara mendapatkan masalah?
Masalah penelitian anda akan dapatkan dari:
1. Pengalaman sendiri, misalnya anda sebagai petugas kesehatan tentuanya anda akan mendapatkan kesenjangan antara harapan dan kenyataan atau teori dengan kenyataan dan itulah masalah.
2. Orang lain, anda bergaul dengan orang lain tentunya orang yang ahli dibidangnya. Orang tersebut menyatakan ada masalah, dan anda mengambil masalah itu menjadi masalah penelitian anda.
3. Buku, tuntunan dari Allah SWT yang menyuruh kepada Nabi Muhammad SAW yang tidak dapat membaca adalah Ikro, Ikro, Ikro….Baca, Baca, Baca… Bacalah dengan nama Tuhanmu. Dengan membaca anda akan mendapatkan permasalahan, jadi Bacalah…
4. Penelitian, anda dapat membaca hasil penelitian orang lain dan disana anda mendapatkan masalah yang direkomendasikan oleh peneliti. Bisa juga anda melakukan penelitian kecil (small research) terkait sebuah topik yang anda senangi dan dari sana anda akan mendapatkan masalah.
Mudahkan? He he …
Alhamdulilah…
Setelah langkah pertama selesai maka anda akan menuju langkah selanjutnya yaitu menuliskan isi fikiran / masalah yang anda temukan dalam sebuah proposal penelitian:
Untuk menyamakan presepsi juga struktur ini dari proposal penelitian bagi mahasiswa STIKES ICSADA, maka komponen pada pembuatan proposal penelitian merujuk pada buku panduan penyusunan dan penulisan karya tulis ilmiah dan skripsi yang dikeluarkan oleh institusi STIKES ICSADApada halaman 7-8. Dimana secara garis besar memuat beberapa hal pokok yang akan saja jelaskan.
Latar belakang merupakan pembenaran (justifikasi) terhadap pemilihan masalah penelitian. Dalam latar belakang calon peneliti memaparkan:
1. mengapa penelitian tersebut harus dilakukan?
2. bagaimana kalau tidak dilakukan penelitian?
3. bagaimana kalau dilakukan penelitian?

Pada saat menjelaskan mengapa penelitian dilakukan, calon peneliti harus menjelaskan fenomena/masalah yang ada dilapangan sehingga menyebabkan perlunya untuk dilakukan penelitian. Dalam menjelaskan masalah, calon peneliti harus membandingkan antara harapan atau teori dengan kenyataan yang ada sehingga timbul kesenjangan (masalah). Fenomena yang ada dapat diperoleh dari:
1. hasil penelitian pendahuluan (small research)
2. hasil penelitian orang lain
3. instansi lain yang sesuai
4. pengalaman calon peneliti
Data atau fenomena tersebut disusun dengan menggunakan metode deduktif atau induktif (dari umum ke khusus atau dari khusus ke umum). Contoh menggunakan metode deduktif. Dalam kesempatan ini calon peneliti ingin menjelaskan data yang berasal dari organisasi kesehatan dunia, dinas kesehatan kabupaten, dinas kesehatan provinsi, departemen kesehatan, rumah sakit kabupaten atau kota, dan unit tertentu di rumah sakit kabupaten atau kota/puskesmas/masyarakat. Maka pada saat menuliskan calon meneliti mengurutkan data atau fenomena dari:
1. World Health Organization (WHO) (Dunia)
2. Depatemen Kesehatan (Indonesia)
3. Dinas Kesehatan Provinsi (Provinsi)
4. Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota (Kabupaten atau Kota)
5. Rumah Sakit/Puskesmas/Masyarakat
6. Unit Tertentu dari Rumah Sakit/Puskesmas/Masyarakat
Selanjutnya setelah menampilkan fenomena tersebut calon peneliti mengungkapkan masalah atau kesenjangan yang ada, dengan cara membandingkan antara harapan dan kenyataan. Hasil perbandingan tersebut menunjukan adanya kesenjangan yang harus dicari jalan pemecahannya. Salah satu pemecahannya adalah perlunya penelitian dilakukan untuk menjawab masalah tersebut. Setelah itu peneliti juga memberikan alasan apabila penelitian tidak dilakukan dan apabila penelitian dilakukan.
Contoh: Judul Penelitian “Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil dengan ketaatan memeriksakan diri selama kehamilan di Rumah Sakit Umum Bojonegoro”
Selanjutnya adalah menuliskan Rumusan Masalah penelitian
Masalah penelitian merupakan masalah yang akan dicari jawabannya melalui penelitian yang akan dilakukan. Masalah penelitian ditulis dalam bentuk kalimat tanya.
Contoh:
Bagaimana hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil dengan ketaatan memeriksakan diri selama kehamilan di Rumah Sakit Umum Bojonegoro?
Selanjutnya adalah menyampaikan tujuan penelitian
Tujuan Umum
Tujuan umum merupakan tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini dengan kata lain tujuan akhir dari penelitian ini.
Contoh:
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil dengan keataatan memeriksakan diri selama kehamilan di Rumah Sakit Umum Bojonegoro.
Tujuan Khusus
Tujuan khusus merupakan tujuan yang ingin dicapai melalui variabel independen dan dependen. Apabila ada sub variabel dari independen maupun dependen maka dibuat juga dalam tujuan khusus.
Contoh:
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
a. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu hamil yang memeriksakan diri ke Rumah Sakit Umum Bojonegoro
b. Mengidentifikasi ketaatan ibu hamil yang memeriksakan diri ke Rumah Sakit Umum Bojonegoro
c. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu hamil dan memeriksakan diri ke Rumah Sakit Umum Bojonegoro berdasarkan tingkat pendidikan
d. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu hamil dan memeriksakan diri ke Rumah Sakit Umum Bojonegoro berdasarkan usia
e. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu hamil dan memeriksakan diri ke Rumah Sakit Umum Bojonegoro berdasarkan paritas
f. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu hamil dan memeriksakan diri ke Rumah Sakit Umum Bojonegoro berdasarkan tingkat sosial ekonomi
Tahap Selanjutnya adalah Manfaat Penelitian:
Dalam menjelaskan manfaat penelitian calon peneliti harus menjelaskan manfaat dari penelitian yang akan dilakukan terhadap calon peneliti, profesi calon peneliti, tempat penelitian, instansi calon peneliti kalau mungkin manfaat untuk penelitian selanjutnya. Penjelasan tentang manfaat penelitian harus ditulis secara spesifik, artinya manfaat tersebut adalah manfaat dari penelitian yang akan dilakukan bukan dari yang lain.
Contoh:
1. Manfaat untuk peneliti
Melalui penelitian ini peneliti dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama mengikuti pembelajaran terutama tentang hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil dengan ketaatan dalam memeriksakan diri selama kehamilan di Rumah Sakit Umum Bojonegoro
2. Manfaat untuk profesi keperawatan
Melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah memperkaya keilmuan dalam keperawatan terutama keperawatan maternitas tentang hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan ketaatan dalam memeriksakan diri selama kehamilan di Rumah Sakit Umum Bojonegoro.
3. Manfaat untuk tempat penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi Rumah Sakit Umum Bojonegoro terkait dengan hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan ketaatan dalam memeriksakan diri selama kehamilan di Rumah Sakit Umum Bojonegoro.
4. Manfaat untuk STIKES ICSADA Bojonegoro
Penelitian ini dapat dipergunakan sebagai literatur ilmiah dalam bidang keperawatan maternitas terutama dalam hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan ketaatan dalam memeriksakan diri selama kehamilan di Rumah Sakit Umum Bojonegoro.
5. Manfaat untuk penelitian selanjutnya
Penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan dalam melanjutkan penelitian terkait dengan hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan ketaatan dalam memeriksakan diri selama kehamilan di Rumah Sakit Umum Bojonegoro.
Selanjutnya Metode Penelitian:
Berikut ini contoh dari metode penelitian, akan tetapi setiap penelitian mempunyai metode-metode yang berbeda sesuai dengan tujuan yang ingin di capainya. Metode penelitian adalah cara penelitian itu dilakukan. Biasanya Metode penelitian terdiri dari:
1. Jenis Penelitian
2. Tempat Penelitian
3. Waktu Penelitian
4. Populasi, sampel dan sampling
5. Instrumen penelitian
6. Rencana analisa
7. Etika Penelitian

Jenis Penelitian
Jenis penelitian dapat menunjukan sebuah cara memandang sebuah penelitian berdasarkan cara pandang tertentu. Misalnya: Jenis penelitian berdasarkan jenis data yaitu penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Jenis penelitian dilihat dari cara pendekatan yaitu cross sectional (potong lintang) dan longitudinal. Jenis penelitian dilihat dari hubungan antar variabel yaitu deskriftif, korelasional, komparasi.

Tempat Penelitian
Tempat penelitian menunjukan dimana penelitian akan dilakukan. Disini calon peneliti harus secara lengkap menjelaskan tentang rencana penelitian akan dilakukan. Apabila tempat penelitian dilakukan di lebih dari satu tempat maka calon peneliti harus menjelaskan dimana saja penelitian tersebut.

Waktu Penelitian
Dalam menjelaskan waktu penelitian, calon peneliti harus menjelaskan dari mulai perencanaan sampai dengan publikasi. Kebanyakan calon peneliti mengambarkan waktu penelitian dalam bentuk tabel rencana penelitian.

Populasi,
Dalam menjelaskan populasi, calon peneliti harus menjelaskan berapa besar populasi yang menjadi target dalam penelitian tersebut. Target populasi adalah populasi yang akan digunakan untuk melakukan generalisasi dari sebuah penelitian.

Sampling
Dalam menjelaskan sampling calon peneliti dengan cara apa mengambil sampel. Dalam menentukan jenis sampling seorang peneliti harus mempertimbangkan populasi target, metode penelitian, dan jenis pendekatan.

Sampel 
Dengan menggunakan tehnik sampling yang baik calon peneliti dapat menentukan ukuran sample dari sebuah penelitian. Sample merupakan subjek penelitian yang terlibat langsung dalam penelitian. Hasil dari sample tersebut pada akhir penelitian akan digeneralisasi pada populasi target.

Instrumen Penelitian
Validitas
Reliabilitas
Jenis Data
Data Primer dan Data Sekunder
Rencana Analisis Data
Univariat
Tujuan dari analisis univariat (deskriftif) adalah menjelaskan / mendeskripsikan karakteistik masing-masing variabel yang diteliti. Pada dasarnya analisis ini digunakan untuk meringkas data menjadi ukuran tengah dan ukuran variasi. Ringkasan tersebut selanjutnya dibandingkan dengan gambaran dari subjek yang lain. Dalam meringkas data numerik ukuran tengah yang biasa dipergunakan adalah mean, median, dan modus. Sedangkan nilai tengah diantaranya range, jarak inter quartil, standar deviasi.
Bivariat
Analisis ini digunakan untuk menghuji hubungan atau pengaruh dari dua buah variabel. Jenis uji bivariat disesuaikan dengan jenis data dari masing-masing variabel.
Etika Penelitian
Dalam menjelaskan etika penelitian calon peneliti harus menjelaskan masalah etik yang mungkin terjadi. Masalah etik tersebut dijelaskan oleh calon peneliti secara jelas termasuk cara mengatasi masalah etik tersebut.
Beberapa masalah etik yang biasa terjadi dalam penelitian adalah: hak untuk self determination; hak terhadap privacy dan martabat; hak terhadap anonymity dan confidentiality; hak untuk mendapatkan penanganan yang adil; dan hak terhadap perlindungan dari ketidaknyamanan atau kerugian. Hak self determination memberikan otonomi kepada subjek penelitian untuk membuat keputusan secara sadar, bebas dari paksaan untuk berpartisipasi atau tidak berpartisipasi dalam penelitian ini atau untuk menarik diri dari penelitian ini. Sedangkan hak terhadap privacy dan dignity memberikan kesempatan kepada subjek penelitian untuk menentukan waktu, dan situasi dimana dia terlibat. Dengan hak ini pula informasi yang didapatkan di subjek penelitian tidak boleh dikemukakan kepada umum tanpa persetujuan dari yang bersangkutan. Sementara itu hak anonymity dan confidentiality didasari atas hak kerahasiaan, subjek penelitian memiliki hak untuk tidak ditulis namanya atau anonim dan memiliki hak untuk berasumsi bahwa data yang dikumpulkan akan dijaga 


Posted at 17.49.00 |  by Waluyo Kesehatan

0 komentar:

Rabu, 19 Juni 2013

by : Budi Waluyo

Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dalam pengukuran Indeks Pembangunan Manusia (IPM), kesehatan adalah salah satu komponen utama selain pendidikan dan pendapatan Dalam Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Kondisi pembangunan kesehatan secara umum dapat dilihat dari status kesehatan dan gizi masyarakat, yaitu angka kematian bayi, kematian ibu melahirkan, prevalensi gizi kurang dan umur angka harapan hidup. Angka kematian bayi menurun dari 46 (1997) menjadi 35 per 1.000 kelahiran hidup (2002–2003) dan angka kematian ibu melahirkan menurun dari 334 (1997) menjadi 307 per 100.000 kelahiran hidup (2002-2003). Umur harapan hidup meningkat dari 65,8 tahun (1999) menjadi 66,2 tahun (2003). Umur harapan hidup meningkat dari 65,8 tahun (Susenas 1999) menjadi 66,2 tahun (2003).Prevalensi gizi kurang (underweight) pada anak balita, telah menurun dari 34,4 persen (1999) menjadi 27,5 persen (2004).
Bila dilihat permasalahan gizi antar provinsi terlihat sangat bervariasi yaitu terdapat 10 provinsi dengan prevalensi gizi kurang diatas 30% dan bahkan ada yang diatas 40% yaitu di provinsi Gorontalo, NTB, NTT dan Papua. Kasus gizi buruk umumnya menimpa penduduk miskin/tidak mampu. Di sisi lain masalah baru gizi seperti kegemukan, terutama di wilayah perkotaan cenderung meningkat karena perubahan gaya hidup masyarakat. Angka kesakitan yang tinggi terjadi pada anak-anak dan usia di atas 55 tahun, dengan tingkat morbiditas lebih tinggi pada wanita dibanding pria. Sepuluh penyakit dengan prevalensi tertinggi adalah penyakit gigi dan mulut, gangguan refraksi dan penglihatan, Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA), gangguan pembentukan darah (anemia) dan imunitas, hipertensi, penyakit saluran cerna, penyakit mata lainnya, penyakit kulit, sendi dan infeksi nafas kronik. Selain itu Indonesia juga menghadapi ”emerging diseases” seperti demam berdarah dengue (DBD), HIV/AIDS, Chikungunya, SARS, Avian Influenza serta penyakit-penyakit ”re-emerging diseases” seperti malaria dan TBC.
Kondisi umum kesehatan seperti dijelaskan di atas dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan. Sementara itu pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain ketersediaan dan mutu fasilitas pelayanan kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan dan manajemen kesehatan. Fasilitas pelayanan kesehatan dasar, yaitu Puskesmas yang diperkuat dengan Puskesmas Pembantu dan Puskesmas keliling, telah didirikan di hampir seluruh wilayah Indonesia. Saat ini, jumlah Puskesmas di seluruh Indonesia adalah 7.550 unit, Puskesmas Pembantu 22.002 unit dan Puskesmas keliling 6.132 unit. Meskipun fasilitas pelayanan kesehatan dasar tersebut terdapat di semua kecamatan, namun pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan masih menjadi kendala. Fasilitas ini belum sepenuhnya dapat dijangkau oleh masyarakat, terutama terkait dengan biaya dan jarak transportasi. Fasilitas pelayanan kesehatan lainnya adalah Rumah Sakit yang terdapat di hampir semua kabupaten/kota, namun sistem rujukan pelayanan kesehatan perorangan belum dapat berjalan dengan optimal.
Di bidang obat dan perbekalan kesehatan telah ditetapkan standar Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan jenis obat generik yang mencakup 220 obat. Penggunaan obat generik dan obat tradisional cenderung mengalami kenaikan, dan 95 persen kebutuhan obat nasional telah dipenuhi dalam negeri. Demikian juga dengan vaksin dan sebagian alat-alat kesehatan. Walaupun demikian ketersediaan, mutu, keamanan obat dan perbekalan kesehatan masih belum optimal serta belum dapat dijangkau dengan mudah oleh masyarakat. Selain itu Obat Asli Indonesia (OAI) belum sepenuhnya dikembangkan dengan baik meskipun potensi yang dimiliki sangat besar. Pengawasan terhadap keamanan dan mutu obat dan makanan telah dilakukan lebih luas meliputi produk pangan, suplemen makanan, obat tradisional, kosmetika, produk terapetik/obat, dan NAPZA disertai dengan penyidikan kasus tindak pidana. Dalam hal tenaga kesehatan, Indonesia mengalami kekurangan pada hampir semua jenis tenaga kesehatan yang diperlukan. Permasalahan besar tentang SDM adalah inefisiensi dan inefektivitas SDM dalam menanggulangi masalah kesehatan. Walaupun rasio SDM kesehatan telah meningkat, tetapi masih jauh dari target Indonesia Sehat 2010 dan variasinya antar daerah masih tajam. Dengan produksi SDM kesehatan dari institusi pendidikan saat ini, target tersebut sulit untuk dicapai. Pada tahun 2003, rasio tenaga dokter 17.47, dokter spesialis 5.2, Perawat 108.53, dan Bidan 28.40 per 100,000 penduduk.
Dalam aspek manajemen pembangunan kesehatan, dengan diterapkannya desentralisasi kesehatan, permasalahan yang dihadapi adalah kurangnya sinkronisasi kegiatan antara Pusat dan Daerah, peningkatan kapasitas SDM daerah terutama dalam perencanaan, peningkatan sistem informasi, terbatasnya pemahaman terhadap peraturan perundangan serta struktur organisasi kesehatan yang tidak konsisten.

Kesehatan

by : Budi Waluyo

Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dalam pengukuran Indeks Pembangunan Manusia (IPM), kesehatan adalah salah satu komponen utama selain pendidikan dan pendapatan Dalam Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Kondisi pembangunan kesehatan secara umum dapat dilihat dari status kesehatan dan gizi masyarakat, yaitu angka kematian bayi, kematian ibu melahirkan, prevalensi gizi kurang dan umur angka harapan hidup. Angka kematian bayi menurun dari 46 (1997) menjadi 35 per 1.000 kelahiran hidup (2002–2003) dan angka kematian ibu melahirkan menurun dari 334 (1997) menjadi 307 per 100.000 kelahiran hidup (2002-2003). Umur harapan hidup meningkat dari 65,8 tahun (1999) menjadi 66,2 tahun (2003). Umur harapan hidup meningkat dari 65,8 tahun (Susenas 1999) menjadi 66,2 tahun (2003).Prevalensi gizi kurang (underweight) pada anak balita, telah menurun dari 34,4 persen (1999) menjadi 27,5 persen (2004).
Bila dilihat permasalahan gizi antar provinsi terlihat sangat bervariasi yaitu terdapat 10 provinsi dengan prevalensi gizi kurang diatas 30% dan bahkan ada yang diatas 40% yaitu di provinsi Gorontalo, NTB, NTT dan Papua. Kasus gizi buruk umumnya menimpa penduduk miskin/tidak mampu. Di sisi lain masalah baru gizi seperti kegemukan, terutama di wilayah perkotaan cenderung meningkat karena perubahan gaya hidup masyarakat. Angka kesakitan yang tinggi terjadi pada anak-anak dan usia di atas 55 tahun, dengan tingkat morbiditas lebih tinggi pada wanita dibanding pria. Sepuluh penyakit dengan prevalensi tertinggi adalah penyakit gigi dan mulut, gangguan refraksi dan penglihatan, Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA), gangguan pembentukan darah (anemia) dan imunitas, hipertensi, penyakit saluran cerna, penyakit mata lainnya, penyakit kulit, sendi dan infeksi nafas kronik. Selain itu Indonesia juga menghadapi ”emerging diseases” seperti demam berdarah dengue (DBD), HIV/AIDS, Chikungunya, SARS, Avian Influenza serta penyakit-penyakit ”re-emerging diseases” seperti malaria dan TBC.
Kondisi umum kesehatan seperti dijelaskan di atas dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan. Sementara itu pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain ketersediaan dan mutu fasilitas pelayanan kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan dan manajemen kesehatan. Fasilitas pelayanan kesehatan dasar, yaitu Puskesmas yang diperkuat dengan Puskesmas Pembantu dan Puskesmas keliling, telah didirikan di hampir seluruh wilayah Indonesia. Saat ini, jumlah Puskesmas di seluruh Indonesia adalah 7.550 unit, Puskesmas Pembantu 22.002 unit dan Puskesmas keliling 6.132 unit. Meskipun fasilitas pelayanan kesehatan dasar tersebut terdapat di semua kecamatan, namun pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan masih menjadi kendala. Fasilitas ini belum sepenuhnya dapat dijangkau oleh masyarakat, terutama terkait dengan biaya dan jarak transportasi. Fasilitas pelayanan kesehatan lainnya adalah Rumah Sakit yang terdapat di hampir semua kabupaten/kota, namun sistem rujukan pelayanan kesehatan perorangan belum dapat berjalan dengan optimal.
Di bidang obat dan perbekalan kesehatan telah ditetapkan standar Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan jenis obat generik yang mencakup 220 obat. Penggunaan obat generik dan obat tradisional cenderung mengalami kenaikan, dan 95 persen kebutuhan obat nasional telah dipenuhi dalam negeri. Demikian juga dengan vaksin dan sebagian alat-alat kesehatan. Walaupun demikian ketersediaan, mutu, keamanan obat dan perbekalan kesehatan masih belum optimal serta belum dapat dijangkau dengan mudah oleh masyarakat. Selain itu Obat Asli Indonesia (OAI) belum sepenuhnya dikembangkan dengan baik meskipun potensi yang dimiliki sangat besar. Pengawasan terhadap keamanan dan mutu obat dan makanan telah dilakukan lebih luas meliputi produk pangan, suplemen makanan, obat tradisional, kosmetika, produk terapetik/obat, dan NAPZA disertai dengan penyidikan kasus tindak pidana. Dalam hal tenaga kesehatan, Indonesia mengalami kekurangan pada hampir semua jenis tenaga kesehatan yang diperlukan. Permasalahan besar tentang SDM adalah inefisiensi dan inefektivitas SDM dalam menanggulangi masalah kesehatan. Walaupun rasio SDM kesehatan telah meningkat, tetapi masih jauh dari target Indonesia Sehat 2010 dan variasinya antar daerah masih tajam. Dengan produksi SDM kesehatan dari institusi pendidikan saat ini, target tersebut sulit untuk dicapai. Pada tahun 2003, rasio tenaga dokter 17.47, dokter spesialis 5.2, Perawat 108.53, dan Bidan 28.40 per 100,000 penduduk.
Dalam aspek manajemen pembangunan kesehatan, dengan diterapkannya desentralisasi kesehatan, permasalahan yang dihadapi adalah kurangnya sinkronisasi kegiatan antara Pusat dan Daerah, peningkatan kapasitas SDM daerah terutama dalam perencanaan, peningkatan sistem informasi, terbatasnya pemahaman terhadap peraturan perundangan serta struktur organisasi kesehatan yang tidak konsisten.

Posted at 17.37.00 |  by Waluyo Kesehatan

0 komentar:

by : Budi Waluyo

Elektrofisiologi Jantung

Banyak para peserta kursus EKG yang pernah mengeluh kepada saya dimana setelah beberapa bulan atau tahun setelah selesai kursus, mereka dengan mudahnya melupakan ilmu EKG yang pernah mereka dapatkan dikarenakan jarang atau sama sekali tidak menemukan kasus kasus seperti yang didapat waktu kursus EKG atau karena bekerja pada tempat yang jarang menggunakan EKG.

Menurut saya, hal ini disebabkan kurangnya sistematika materi yang disajikan sehingga membingungkan peserta kursus. Disamping itu pemahaman yang disampaikan pengajar mungkin masih bersifat umum, sehingga para peserta kursus EKG mudah melupakan apa yang pernah didapat saat kursus.


Sebelum membicarakan topik elektrofisiologi secara detail, ada beberapa hal umum yang harus menjadi dasar pemikiran kita agar tidak terjadi kebingungan dalam mempelajari elektrofisiologi. Adapun pemahaman atau pengertian yang berhubungan dengan elektrofisiologi adalah sebagai berikut :


1.Elektrofisiolagi jantung adalah ilmu yang mempelajari aktivitas listrik atau bioelectrical pada jantung sehingga jantung bisa menjalankan fungsinya secara optimal.

2.Elektrofisiologi tidak hanya terjadi hanya pada sel-sel otot jantung, akan tetapi diseluruh sel-sel tubuh kita terjadi atau adanya aktivitas listrik/elektrofisiologi guna menjaga keseimbangan atau haemostasis tubuh kita.

3.Semua faktor atau unsur-unsur yang berhubungan dengan bioelectrical tubuh kita, akan mempengaruhi proses fisiologi bioelectrical di seluruh tubuh.

4.Unsur utama yang mempengaruhi bioelectrical tubuh adalah elektrolit (Na,Mg,K,Ca,Cl,phosphate), Cairan tubuh dan Oksigen.

5. Apabila terjadi ketidakseimbangan diantara unsur-unsur utama yang saya sebutkan diatas, maka akan terjadi gangguan terhadap proses bioelektrical di seluruh tubuh (tidak hanya di jantung).

6. Berhubung topik kita adalah elektrofisiologi yang berkaitan dengan jantung, maka saya tekankan kembali apabila terjadi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit serta oksigen dalam tubuh akan berpengaruh pada fungsi kerja jantung.



Yang saya tekankan lagi dalam topik elektrofisiolgi jantung adalah kita harus memahami fisiolgi bioelektrikal yang menyebabkan jantung bisa berdenyut untuk menjalankan fungsinya memompakan darah keseluruh tubuh.


Bagian terkecil dari mahluk hidup adalah sel. Jutaaan sel akan membentuk jaringan, dan jantung terbentuk dari kumpulan jaringan yang membentuk organ yaitu jantung. Bioelektrikal jantung terjadi karena adanya continuitas aktivitas listrik sel-sel pacemaker pada jantung yang menyebabkan jantung berkontraksi dan relaksasi secara teratur.



Jantung merupakan salah satu organ tubuh yang memiliki keistimewaan, yaitu:

• Automaticity : Spontan jantung berdenyut secara teratur dan independent tanpa adanya intervensi sistem tubuh lain. Dengan kata lain apabila jantung sehat kita pisahkan dengan tubuh, maka jantung masih bisa berdenyut. Kenapa demikian? Karena jantung memiliki sel-sel pacemaker alami yang secara automatis mengeluarkan impuls secara teratur. Jantung mempunyai beberapa tempat utama sel-sel pacemaker yaitu SA node, AV node, Bundle of His dan Furkinje fiber. Normal sel pacemaker jantung berada di SA node yang secara teratur mengeluarkan impuls 60-100x/menit. Sedangkan pacemaker lain yang berfungsi sebagi backup apabila SA node mengalami gangguan. Pacemaker yang berfungsi sebagai backup yaitu AV node 40-60x/menit, Furkinje fiber 20-40x/menit. (lihat Gb: 8).

• Excitability : Apabila terjadi ketidakseimbangan pada unsur-unsur yang berperan dalam proses elektrofisiologi sel jantung, maka sel-sel jantung akan berespon secara fisiologis untuk mempertahankan hemostastis.

• Conductivity : Adanya jaringan neuromuskular yang membentuk lintasan atau jalan khusus sebagai kawat penghantar bioelektrik antara SA node, AV node, Bundle of his, Furkinje fiber yang nantinya akan diteruskan sel-sel otot jantung agar bisa berdenyut.

• Contractility : Secara fisiologis mampu merespon impuls yang masuk ke sel-sel otot jantung dengan berkontraksi dan berelaksasi.



1 siklus jantung = 1 denyut jantung = dalam EKG 1 beat yang terdiri dari PQRST (lihat gambar 8). Pertanyaanya...bagaimana proses terjadinya siklus jantung atau denyut jantung atau 1 beat EKG di lihat dari elektrofisiologi.









Gb: 8










Gb: 9

Seperti yang sudah saya katakan bahwa dengan adanya aktivitas bioelektrikal sel-sel pada jantung yang menyebabkan jantung bisa berdenyut, menyelesaikan siklusnya dan akan tercatat oleh mesin ekg dengan adanya gelombang PQRST dalam tiap denyutnya. Faktor utama yang harus kita perhatikan adalah ion-ion utama yang sangat vital sekali dalam mempertahankan keseimbangan saat terjadinya bioelektrikal pada sel-sel jantung. Ion-ion tersebut adalah Kalium (K+), (Na+),(Ca+),(Mg+) yang berperan sangat penting dalam menjaga keseimbangan proses bioelektrikal pada se-sel pacemaker jantung.

Anda bisa lihat perbedaan muatan ion antara intraseluller dengan ektraseluller beserta fungsinya (lihat Gb tabel 10). Angka nominal antara didalam dan di luar sel bisa berubah, salah satunya secara fisiologis disebabkan adanya gelombang elektrikal secara continuitas keluarkan oleh sel-sel pacemaker, dan secara patologis dipengaruhi adanya gangguan keseimbangan elektrolit atau penyakit lain.






Gb: 10



Saya ingin menjelaskan proses bioelektrikal yang terjadi pada single cel !!!

Setiap sel di lapisi oleh membran sel, dimana tidak semua ion-ion menyeberang sembarangan karena proses penyeberangan melalui membran ini telah diatur oleh suatu mekanisme alamiah yaitu Na+ -K+ - ATPase (adenosine triphosphate) sodium pump atau cukup kita sebut sodium pump. Dialah (sodium pump) yang berperan sangat penting menjaga keseimbangan proses bioelektrikal sel-sel pacemaker jantung.

Dalam keadaan istirahat atau resting potential atau polarisasi, di luar sel bermuatan positip (khususnya ion Na+), sedangkan didalam sel relatif negatif muatanya, dalam mesin EKG akan terekam hanya garis isoelektrik. (lihat gb:11A)

Pergerakan serta perubahan muatan negatif menjadi positip pada sel jantung dinamakan depolarisasi. Apabila pergerakan atau arah depolarisasi menuju elektroda positip, maka dalam EKG akan terekam gambaran ekg defleksi positip. Begitu sebaliknya apabila arah depolarisasi menjauhi elektroda positip, maka dalam EKG akan menghasilkan defleksi negatif (lihat gb: 11 B) Note:( garis isoelektrik = zero line). Dan apabila arah depolarisasi mengarah positip elektroda kemudian menjauhi elektoda tersebut, maka akan menghasilkan defleksi bifasik.

Pergerakan atau perubahan muatan pada sel dari muatan pasitip kembali ke muatan negatif dinamakan repolarisasi. Seharusnya bagian sel yang pertama mengalami depolarisasi akan ikuti oleh proses repolarisasi. Dan setiap elektroda positip yang di tuju oleh arah repolarisasi berlawanan dengan depolarisasi. Akan tetapi fenomena bioelektrikal pade sel tunggal ini berbeda dengan apa yang terjadi pada jantung seutuhnya, dimana arah repolarisasi dimulai dari epikardium ke endokardium. Jadi pada EKG proses repolarisasi akan terekam sama dengan arah depolarisasi. (lihat gb:11 C).








Gb: 11



Proses terjadinya perubahan muatan secara mendadak dinamakan Aksi Potesial, atau bagian dari proses depolarisasi adalah aksi potensial. Dimana single aksi potensial ini akan membentuk kesatuan aksi potensial yang nantinya dalam mesin EKG akan terekam grafik gelombang EKG.

Masih dalam single sel.......
Perbandingan muatan ion antara diluar dan dalam sel relatif seimbang, dimana pada fase polarisasi muatan ion positip khususnya Na+ berada di luar. Secara fisiologi bahwa proses terjadinya bioelektrikal secara terus menerus tanpa adanya pengaruh luar atau proses ini bisa berjalan lambat atau cepat akibat pengaruh system neurological serta gangguan keseimbangan elektrolit. Maka permeabilitas membran sel terhadap Na+ meningkat sehingga Na+ masuk ke dalam sel (fase 0) secara mendadak, setelah itu proses depolarisasi terjadi pada fase 1 dan 2 dimana muatan dalam sel relatif positip, sesaat setelah depolarisasi ion K+ keluar dari dalam sel. Pada fase 3, sodium pump akan berperan optimal untuk mengembalikan keseimbangan muatan ion antara diluar dan didalam sel. Sodium pump akan mengelurkan Na+ dari sel dan memasukan K+ dari luar sel. Pade fase 4, membran sel siap untuk menerima perubahan untuk mengulang aksi potensial. (Lihat Gb : 12) Untuk lebih detailnya tentang proses proses ini anda bisa tanyakan langsung ke saya.











Gb: 12

Elektrofisiologi Jantung

by : Budi Waluyo

Elektrofisiologi Jantung

Banyak para peserta kursus EKG yang pernah mengeluh kepada saya dimana setelah beberapa bulan atau tahun setelah selesai kursus, mereka dengan mudahnya melupakan ilmu EKG yang pernah mereka dapatkan dikarenakan jarang atau sama sekali tidak menemukan kasus kasus seperti yang didapat waktu kursus EKG atau karena bekerja pada tempat yang jarang menggunakan EKG.

Menurut saya, hal ini disebabkan kurangnya sistematika materi yang disajikan sehingga membingungkan peserta kursus. Disamping itu pemahaman yang disampaikan pengajar mungkin masih bersifat umum, sehingga para peserta kursus EKG mudah melupakan apa yang pernah didapat saat kursus.


Sebelum membicarakan topik elektrofisiologi secara detail, ada beberapa hal umum yang harus menjadi dasar pemikiran kita agar tidak terjadi kebingungan dalam mempelajari elektrofisiologi. Adapun pemahaman atau pengertian yang berhubungan dengan elektrofisiologi adalah sebagai berikut :


1.Elektrofisiolagi jantung adalah ilmu yang mempelajari aktivitas listrik atau bioelectrical pada jantung sehingga jantung bisa menjalankan fungsinya secara optimal.

2.Elektrofisiologi tidak hanya terjadi hanya pada sel-sel otot jantung, akan tetapi diseluruh sel-sel tubuh kita terjadi atau adanya aktivitas listrik/elektrofisiologi guna menjaga keseimbangan atau haemostasis tubuh kita.

3.Semua faktor atau unsur-unsur yang berhubungan dengan bioelectrical tubuh kita, akan mempengaruhi proses fisiologi bioelectrical di seluruh tubuh.

4.Unsur utama yang mempengaruhi bioelectrical tubuh adalah elektrolit (Na,Mg,K,Ca,Cl,phosphate), Cairan tubuh dan Oksigen.

5. Apabila terjadi ketidakseimbangan diantara unsur-unsur utama yang saya sebutkan diatas, maka akan terjadi gangguan terhadap proses bioelektrical di seluruh tubuh (tidak hanya di jantung).

6. Berhubung topik kita adalah elektrofisiologi yang berkaitan dengan jantung, maka saya tekankan kembali apabila terjadi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit serta oksigen dalam tubuh akan berpengaruh pada fungsi kerja jantung.



Yang saya tekankan lagi dalam topik elektrofisiolgi jantung adalah kita harus memahami fisiolgi bioelektrikal yang menyebabkan jantung bisa berdenyut untuk menjalankan fungsinya memompakan darah keseluruh tubuh.


Bagian terkecil dari mahluk hidup adalah sel. Jutaaan sel akan membentuk jaringan, dan jantung terbentuk dari kumpulan jaringan yang membentuk organ yaitu jantung. Bioelektrikal jantung terjadi karena adanya continuitas aktivitas listrik sel-sel pacemaker pada jantung yang menyebabkan jantung berkontraksi dan relaksasi secara teratur.



Jantung merupakan salah satu organ tubuh yang memiliki keistimewaan, yaitu:

• Automaticity : Spontan jantung berdenyut secara teratur dan independent tanpa adanya intervensi sistem tubuh lain. Dengan kata lain apabila jantung sehat kita pisahkan dengan tubuh, maka jantung masih bisa berdenyut. Kenapa demikian? Karena jantung memiliki sel-sel pacemaker alami yang secara automatis mengeluarkan impuls secara teratur. Jantung mempunyai beberapa tempat utama sel-sel pacemaker yaitu SA node, AV node, Bundle of His dan Furkinje fiber. Normal sel pacemaker jantung berada di SA node yang secara teratur mengeluarkan impuls 60-100x/menit. Sedangkan pacemaker lain yang berfungsi sebagi backup apabila SA node mengalami gangguan. Pacemaker yang berfungsi sebagai backup yaitu AV node 40-60x/menit, Furkinje fiber 20-40x/menit. (lihat Gb: 8).

• Excitability : Apabila terjadi ketidakseimbangan pada unsur-unsur yang berperan dalam proses elektrofisiologi sel jantung, maka sel-sel jantung akan berespon secara fisiologis untuk mempertahankan hemostastis.

• Conductivity : Adanya jaringan neuromuskular yang membentuk lintasan atau jalan khusus sebagai kawat penghantar bioelektrik antara SA node, AV node, Bundle of his, Furkinje fiber yang nantinya akan diteruskan sel-sel otot jantung agar bisa berdenyut.

• Contractility : Secara fisiologis mampu merespon impuls yang masuk ke sel-sel otot jantung dengan berkontraksi dan berelaksasi.



1 siklus jantung = 1 denyut jantung = dalam EKG 1 beat yang terdiri dari PQRST (lihat gambar 8). Pertanyaanya...bagaimana proses terjadinya siklus jantung atau denyut jantung atau 1 beat EKG di lihat dari elektrofisiologi.









Gb: 8










Gb: 9

Seperti yang sudah saya katakan bahwa dengan adanya aktivitas bioelektrikal sel-sel pada jantung yang menyebabkan jantung bisa berdenyut, menyelesaikan siklusnya dan akan tercatat oleh mesin ekg dengan adanya gelombang PQRST dalam tiap denyutnya. Faktor utama yang harus kita perhatikan adalah ion-ion utama yang sangat vital sekali dalam mempertahankan keseimbangan saat terjadinya bioelektrikal pada sel-sel jantung. Ion-ion tersebut adalah Kalium (K+), (Na+),(Ca+),(Mg+) yang berperan sangat penting dalam menjaga keseimbangan proses bioelektrikal pada se-sel pacemaker jantung.

Anda bisa lihat perbedaan muatan ion antara intraseluller dengan ektraseluller beserta fungsinya (lihat Gb tabel 10). Angka nominal antara didalam dan di luar sel bisa berubah, salah satunya secara fisiologis disebabkan adanya gelombang elektrikal secara continuitas keluarkan oleh sel-sel pacemaker, dan secara patologis dipengaruhi adanya gangguan keseimbangan elektrolit atau penyakit lain.






Gb: 10



Saya ingin menjelaskan proses bioelektrikal yang terjadi pada single cel !!!

Setiap sel di lapisi oleh membran sel, dimana tidak semua ion-ion menyeberang sembarangan karena proses penyeberangan melalui membran ini telah diatur oleh suatu mekanisme alamiah yaitu Na+ -K+ - ATPase (adenosine triphosphate) sodium pump atau cukup kita sebut sodium pump. Dialah (sodium pump) yang berperan sangat penting menjaga keseimbangan proses bioelektrikal sel-sel pacemaker jantung.

Dalam keadaan istirahat atau resting potential atau polarisasi, di luar sel bermuatan positip (khususnya ion Na+), sedangkan didalam sel relatif negatif muatanya, dalam mesin EKG akan terekam hanya garis isoelektrik. (lihat gb:11A)

Pergerakan serta perubahan muatan negatif menjadi positip pada sel jantung dinamakan depolarisasi. Apabila pergerakan atau arah depolarisasi menuju elektroda positip, maka dalam EKG akan terekam gambaran ekg defleksi positip. Begitu sebaliknya apabila arah depolarisasi menjauhi elektroda positip, maka dalam EKG akan menghasilkan defleksi negatif (lihat gb: 11 B) Note:( garis isoelektrik = zero line). Dan apabila arah depolarisasi mengarah positip elektroda kemudian menjauhi elektoda tersebut, maka akan menghasilkan defleksi bifasik.

Pergerakan atau perubahan muatan pada sel dari muatan pasitip kembali ke muatan negatif dinamakan repolarisasi. Seharusnya bagian sel yang pertama mengalami depolarisasi akan ikuti oleh proses repolarisasi. Dan setiap elektroda positip yang di tuju oleh arah repolarisasi berlawanan dengan depolarisasi. Akan tetapi fenomena bioelektrikal pade sel tunggal ini berbeda dengan apa yang terjadi pada jantung seutuhnya, dimana arah repolarisasi dimulai dari epikardium ke endokardium. Jadi pada EKG proses repolarisasi akan terekam sama dengan arah depolarisasi. (lihat gb:11 C).








Gb: 11



Proses terjadinya perubahan muatan secara mendadak dinamakan Aksi Potesial, atau bagian dari proses depolarisasi adalah aksi potensial. Dimana single aksi potensial ini akan membentuk kesatuan aksi potensial yang nantinya dalam mesin EKG akan terekam grafik gelombang EKG.

Masih dalam single sel.......
Perbandingan muatan ion antara diluar dan dalam sel relatif seimbang, dimana pada fase polarisasi muatan ion positip khususnya Na+ berada di luar. Secara fisiologi bahwa proses terjadinya bioelektrikal secara terus menerus tanpa adanya pengaruh luar atau proses ini bisa berjalan lambat atau cepat akibat pengaruh system neurological serta gangguan keseimbangan elektrolit. Maka permeabilitas membran sel terhadap Na+ meningkat sehingga Na+ masuk ke dalam sel (fase 0) secara mendadak, setelah itu proses depolarisasi terjadi pada fase 1 dan 2 dimana muatan dalam sel relatif positip, sesaat setelah depolarisasi ion K+ keluar dari dalam sel. Pada fase 3, sodium pump akan berperan optimal untuk mengembalikan keseimbangan muatan ion antara diluar dan didalam sel. Sodium pump akan mengelurkan Na+ dari sel dan memasukan K+ dari luar sel. Pade fase 4, membran sel siap untuk menerima perubahan untuk mengulang aksi potensial. (Lihat Gb : 12) Untuk lebih detailnya tentang proses proses ini anda bisa tanyakan langsung ke saya.











Gb: 12

Posted at 16.59.00 |  by Waluyo Kesehatan

0 komentar:

by : Budi Waluyo

Anatomi Jantung






Secara fisiologi, jantung adalah salah satu organ tubuh yang paling vital fungsinya dibandingkan dengan organ tubuh vital lainnya. Dengan kata lain, apabila fungsi jantung mengalami gangguan maka besar pengaruhnya terhadap organ-organ tubuh lainya terutama ginjal dan otak. Karena fungsi utama jantung adalah sebagai single pompa yang memompakan darah ke seluruh tubuh untuk kepentingan metabolisme sel-sel demi kelangsungan hidup. Untuk itu, siapapun orangnya sebelum belajar EKG harus menguasai anatomi & fisiologi dengan baik dan benar.


Dalam topik anatomi & fisiologi jantung ini, saya akan menguraikan dengan beberapa sub-topik di bawah ini :
1. Ukuran,Posisi atau letak Jantung
2. Lapisan Pembungkus Jantung
3. Lapisan Otot Jantung
4. Katup Jantung
5. Ruang Jantung
6. Arteri Koroner
7. Siklus Jantung



I.3.1. Ukuran,Posisi atau letak Jantung

Anda tahu berapa ukuran jantung anda? Secara anatomi ukuran jantung sangatlah variatif. Dari beberapa referensi yang saya baca, ukuran jantung manusia mendekati ukuran kepalan tangannya atau dengan ukuran panjang kira-kira 5" (12cm) dan lebar sekitar 3,5" (9cm). Jantung terletak di belakang tulang sternum, tepatnya di ruang mediastinum diantara kedua paru-paru dan bersentuhan dengan diafragma. Bagian atas jantung terletak dibagian bawah sternal notch, 1/3 dari jantung berada disebelah kanan dari midline sternum , 2/3 nya disebelah kiri dari midline sternum. Sedangkan bagian apek jantung di interkostal ke-5 atau tepatnya di bawah puting susu sebelah kiri.(lihat gb:1 & 2)











Gb: 1















Gb: 2






I.3.2. Lapisan Pembungkus Jantung

Bagi rekan-rekan kita yang bekerja di ruang kamar operasi bedah jantung atau thorak saya yakin sudah terbiasa melihat keberadaan jantung di mediastinum, begitu pula dengan lapisan pembungkus atau pelindung jantungnya. Jantung di bungkus oleh sebuah lapisan yang disebut lapisan perikardium, di mana lapisan perikardium ini di bagi menjadi 3 lapisan (lihat gb.3) yaitu :

• Lapisan fibrosa, yaitu lapisan paling luar pembungkus jantung yang melindungi jantung ketika jantung mengalami overdistention. Lapisan fibrosa bersifat sangat keras dan bersentuhan langsung dengan bagian dinding dalam sternum rongga thorax, disamping itu lapisan fibrosa ini termasuk penghubung antara jaringan, khususnya pembuluh darah besar yang menghubungkan dengan lapisan ini (exp: vena cava, aorta, pulmonal arteri dan vena pulmonal).

• Lapisan parietal, yaitu bagian dalam dari dinding lapisan fibrosa
• Lapisan Visceral, lapisan perikardium yang bersentuhan dengan lapisan luar dari otot jantung atau epikardium.

Diantara lapisan pericardium parietal dan lapisan perikardium visceral terdapat ruang atau space yang berisi pelumas atau cairan serosa atau yang disebut dengan cairan perikardium. Cairan perikardium berfungsi untuk melindungi dari gesekan-gesekan yang berlebihan saat jantung berdenyut atau berkontraksi. Banyaknya cairan perikardium ini antara 15 - 50 ml, dan tidak boleh kurang atau lebih karena akan mempengaruhi fungsi kerja jantung.














Gb: 3






I.3.3. Lapisan Otot Jantung

Seperti yang terlihat pada Gb.3, lapisan otot jantung terbagi menjadi 3 yaitu :

• Epikardium,yaitu bagian luar otot jantung atau pericardium visceral
• Miokardium, yaitu jaringan utama otot jantung yang bertanggung jawab atas kemampuan kontraksi jantung.
• Endokardium, yaitu lapisan tipis bagian dalam otot jantung atau lapisan tipis endotel sel yang berhubungan langsung dengan darah dan bersifat sangat licin untuk aliran darah, seperti halnya pada sel-sel endotel pada pembuluh darah lainnya. (Lihat Gb.3 atau Gb.4)







Gb: 4





I.3.4. Katup Jantung

Katup jatung terbagi menjadi 2 bagian, yaitu katup yang menghubungkan antara atrium dengan ventrikel dinamakan katup atrioventrikuler, sedangkan katup yang menghubungkan sirkulasi sistemik dan sirkulasi pulmonal dinamakan katup semilunar.

Katup atrioventrikuler terdiri dari katup trikuspid yaitu katup yang menghubungkan antara atrium kanan dengan ventrikel kanan, katup atrioventrikuler yang lain adalah katup yang menghubungkan antara atrium kiri dengan ventrikel kiri yang dinamakan dengan katup mitral atau bicuspid.

Katup semilunar terdiri dari katup pulmonal yaitu katup yang menghubungkan antara ventrikel kanan dengan pulmonal trunk, katup semilunar yang lain adalah katup yang menghubungkan antara ventrikel kiri dengan asendence aorta yaitu katup aorta. (Lihat Gb: 5)

Katup berfungsi mencegah aliran darah balik ke ruang jantung sebelumnya sesaat setelah kontraksi atau sistolik dan sesaat saat relaksasi atau diastolik. Tiap bagian daun katup jantung diikat oleh chordae tendinea sehingga pada saat kontraksi daun katup tidak terdorong masuk keruang sebelumnya yang bertekanan rendah. Chordae tendinea sendiri berikatan dengan otot yang disebut muskulus papilaris. (Lihat Gb:6)












Gb: 5












Gb: 6


Seperti yang terlihat pada gb.5 diatas, katup trikuspid 3 daun katup
(tri =3), katup aortadan katup pulmonal juga mempunya 3 daun katup. Sedangkan katup mitral atau biskupid hanya mempunyai 2 daun katup.





I.3.5. Ruang,Dinding & Pembuluh Darah Besar Jantung


Jantung kita dibagi menjadi 2 bagian ruang, yaitu :

1. Atrium (serambi)
2. Ventrikel (bilik)

Karena atrium hanya memompakan darah dengan jarak yang pendek, yaitu ke ventrikel. Oleh karena itu otot atrium lebih tipis dibandingkan dengan otot ventrikel.
Ruang atrium dibagi menjadi 2, yaitu atrium kanan dan atrium kiri. Demikian halnya dengan ruang ventrikel, dibagi lagi menjadi 2 yaitu ventrikel kanan dan ventrikel kiri. Jadi kita boleh mengatakan kalau jantung dibagi menjadi 2 bagian yaitu jantung bagian kanan (atrium kanan & ventrikel kanan) dan jantung bagian kiri (atrium kiri & ventrikel kiri).

Kedua atrium memiliki bagian luar organ masing-masing yaitu auricle. Dimana kedua atrium dihubungkan dengan satu auricle yang berfungsi menampung darah apabila kedua atrium memiliki kelebihan volume.

Kedua atrium bagian dalam dibatasi oleh septal atrium. Ada bagian septal atrium yang mengalami depresi atau yang dinamakan fossa ovalis, yaitu bagian septal atrium yang mengalami depresi disebabkan karena penutupan foramen ovale saat kita lahir.
Ada beberapa ostium atau muara pembuluh darah besar yang perlu anda ketahui yang terdapat di kedua atrium, yaitu :

• Ostium Superior vena cava, yaitu muara atau lubang yang terdapat diruang atrium kanan yang menghubungkan vena cava superior dengan atrium kanan.
• Ostium Inferior vena cava, yaitu muara atau lubang yang terdapat di atrium kanan yang menghubungkan vena cava inferior dengan atrium kanan.
• Ostium coronary atau sinus coronarius, yaitu muara atau lubang yang terdapat di atrium kanan yang menghubungkan sistem vena jantung dengan atrium kanan.
• Ostium vena pulmonalis, yaitu muara atau lubang yang terdapat di atrium kiri yang menghubungkan antara vena pulmonalis dengan atrium kiri yang mempunyai 4 muara.

Bagian dalam kedua ruang ventrikel dibatasi oleh septal ventrikel, baik ventrikel maupun atrium dibentuk oleh kumpulan otot jantung yang mana bagian lapisan dalam dari masing-masing ruangan dilapisi oleh sel endotelium yang kontak langsung dengan darah. Bagian otot jantung di bagian dalam ventrikel yang berupa tonjolan-tonjolan yang tidak beraturan dinamakan trabecula. Kedua otot atrium dan ventrikel dihubungkan dengan jaringan penghubung yang juga membentuk katup jatung dinamakan sulcus coronary, dan 2 sulcus yang lain adalah anterior dan posterior interventrikuler yang keduanya menghubungkan dan memisahkan antara kiri dan kanan kedua ventrikel.

Perlu anda ketahui bahwa tekanan jantung sebelah kiri lebih besar dibandingkan dengan tekanan jantung sebelah kanan, karena jantung kiri menghadapi aliran darah sistemik atau sirkulasi sistemik yang terdiri dari beberapa organ tubuh sehingga dibutuhkan tekanan yang besar dibandingkan dengan jantung kanan yang hanya bertanggung jawab pada organ paru-paru saja, sehingga otot jantung sebelah kiri khususnya otot ventrikel sebelah kiri lebih tebal dibandingkan otot ventrikel kanan.

Pembuluh Darah Besar Jantung

Ada beberapa pembuluh besar yang perlu anda ketahui, yaitu:
• Vena cava superior, yaitu vena besar yang membawa darah kotor dari bagian atas diafragma menuju atrium kanan.
• Vena cava inferior, yaitu vena besar yang membawa darah kotor dari bagian bawah diafragma ke atrium kanan.
• Sinus Coronary, yaitu vena besar di jantung yang membawa darah kotor dari jantung sendiri.
• Pulmonary Trunk,yaitu pembuluh darah besar yang membawa darah kotor dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis
• Arteri Pulmonalis, dibagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri yang membawa darah kotor dari pulmonary trunk ke kedua paru-paru.
• Vena pulmonalis, dibagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri yang membawa darah bersih dari kedua paru-paru ke atrium kiri.
• Assending Aorta, yaitu pembuluh darah besar yang membawa darah bersih dari ventrikel kiri ke arkus aorta ke cabangnya yang bertanggung jawab dengan organ tubuh bagian atas.
• Desending Aorta,yaitu bagian aorta yang membawa darah bersih dan bertanggung jawab dengan organ tubuh bagian bawah. (lihat Gb:7)













Gb : 7


I.3.6. Arteri Koroner

Arteri koroner adalah arteri yang bertanggung jawab dengan jantung sendiri,karena darah bersih yang kaya akan oksigen dan elektrolit sangat penting sekali agar jantung bisa bekerja sebagaimana fungsinya. Apabila arteri koroner mengalami pengurangan suplainya ke jantung atau yang di sebut dengan ischemia, ini akan menyebabkan terganggunya fungsi jantung sebagaimana mestinya. Apalagi arteri koroner mengalami sumbatan total atau yang disebut dengan serangan jantung mendadak atau miokardiac infarction dan bisa menyebabkan kematian. Begitupun apabila otot jantung dibiarkan dalam keadaan iskemia, ini juga akan berujung dengan serangan jantung juga atau miokardiac infarction.
Arteri koroner adalah cabang pertama dari sirkulasi sistemik, dimana muara arteri koroner berada dekat dengan katup aorta atau tepatnya di sinus valsava

Arteri koroner dibagi dua,yaitu:
1.Arteri koroner kanan
2.Arteri koroner kiri

Arteri Koroner Kiri

Arteri koroner kiri mempunyai 2 cabang yaitu LAD (Left Anterior Desenden)dan arteri sirkumflek. Kedua arteri ini melingkari jantung dalam dua lekuk anatomis eksterna, yaitu sulcus coronary atau sulcus atrioventrikuler yang melingkari jantung diantara atrium dan ventrikel, yang kedua yaitu sulcus interventrikuler yang memisahkan kedua ventrikel. Pertemuan kedua lekuk ini dibagian permukaan posterior jantung yang merupakan bagian dari jantung yang sangat penting yaitu kruks jantung. Nodus AV node berada pada titik ini.

LAD arteri bertanggung jawab untuk mensuplai darah untuk otot ventrikel kiri dan kanan, serta bagian interventrikuler septum.
Sirkumflex arteri bertanggung jawab untuk mensuplai 45% darah untuk atrium kiri dan ventrikel kiri, 10% bertanggung jawab mensuplai SA node.


Arteri Koroner Kanan

Arteri koroner kanan bertanggung jawab mensuplai darah ke atrium kanan, ventrikel kanan,permukaan bawah dan belakang ventrikel kiri, 90% mensuplai AV Node,dan 55% mensuplai SA Node.





I.3.7. Siklus Jantung

Sebelum mempelajari siklus jantung secara detail, terlebih dahulu saya ingin menyegarkan ingatan anda tentang sirkulasi jantung. Saya yakin kalau anda masih mengingatnya dengan baik atau anda telah lupa?
Anda masih ingat kalau jantung dibagi menjadi 4 ruang? Empat ruang jantung ini tidak bisa terpisahkan antara satu dengan yang lainnya karena ke empat ruangan ini membentuk hubungan tertutup atau bejana berhubungan yang satu sama lain berhubungan (sirkulasi sistemik, sirkulasi pulmonal dan jantung sendiri). Di mana jantung yang berfungsi memompakan darah ke seluruh tubuh melalui cabang-cabangnya untuk keperluan metabolisme demi kelangsungan hidup.

Karena jantung merupakan suatu bejana berhubungan, anda boleh memulai sirkulasi jantung dari mana saja. Saya akan mulai dari atrium/serambi kanan.
Atrium kanan menerima kotor atau vena atau darah yang miskin oksigen dari:

- Superior Vena Kava
- Inferior Vena Kava
- Sinus Coronarius


Dari atrium kanan, darah akan dipompakan ke ventrikel kanan melewati katup trikuspid.
Dari ventrikel kanan, darah dipompakan ke paru-paru untuk mendapatkan oksigen melewati:
- Katup pulmonal
- Pulmonal Trunk
- Empat (4) arteri pulmonalis, 2 ke paru-paru kanan dan 2 ke paru-paru kiri

Darah yang kaya akan oksigen dari paru-paru akan di alirkan kembali ke jantung melalui 4 vena pulmonalis (2 dari paru-paru kanan dan 2 dari paru-paru kiri)menuju atrium kiri.
Dari atrium kiri darah akan dipompakan ke ventrikel kiri melewati katup biskupid atau katup mitral.
Dari ventrikel kiri darah akan di pompakan ke seluruh tubuh termasuk jantung (melalui sinus valsava) sendiri melewati katup aorta. Dari seluruh tubuh,darah balik lagi ke jantung melewati vena kava superior,vena kava inferior dan sinus koronarius menuju atrium kanan.

Secara umum, siklus jantung dibagi menjadi 2 bagian besar, yaitu:
• Sistole atau kontraksi jantung
• Diastole atau relaksasi atau ekspansi jantung

Secara spesific, siklus jantung dibagi menjadi 5 fase yaitu :
1. Fase Ventrikel Filling
2. Fase Atrial Contraction
3. Fase Isovolumetric Contraction
4. Fase Ejection
5. Fase Isovolumetric Relaxation

Perlu anda ingat bahwa siklus jantung berjalan secara bersamaan antara jantung kanan dan jantung kiri, dimana satu siklus jantung = 1 denyut jantung = 1 beat EKG (P,q,R,s,T) hanya membutuhkan waktu kurang dari 0.5 detik.


A. Fase Ventrikel Filling

Sesaat setelah kedua atrium menerima darah dari masing-masing cabangnya, dengan demikian akan menyebabkan tekanan di kedua atrium naik melebihi tekanan di kedua ventrikel. Keadaan ini akan menyebabkan terbukanya katup atrioventrikular, sehingga darah secara pasif mengalir ke kedua ventrikel secara cepat karena pada saat ini kedua ventrikel dalam keadaan relaksasi/diastolic sampai dengan aliran darah pelan seiring dengan bertambahnya tekanan di kedua ventrikel. Proses ini dinamakan dengan pengisian ventrikel atau ventrikel filling. Perlu anda ketahui bahwa 60% sampai 90 % total volume darah di kedua ventrikel berasal dari pengisian ventrikel secara pasif. Dan 10% sampai 40% berasal dari kontraksi kedua atrium.

B. Fase Atrial Contraction

Seiring dengan aktifitas listrik jantung yang menyebabkan kontraksi kedua atrium, dimana setelah terjadi pengisian ventrikel secara pasif, disusul pengisian ventrikel secara aktif yaitu dengan adanya kontraksi atrium yang memompakan darah ke ventrikel atau yang kita kenal dengan "atrial kick". Dalam grafik EKG akan terekam gelombang P. Proses pengisian ventrikel secara keseluruhan tidak mengeluarkan suara, kecuali terjadi patologi pada jantung yaitu bunyi jantung 3 atau cardiac murmur.


C. Fase Isovolumetric Contraction

Pada fase ini, tekanan di kedua ventrikel berada pada puncak tertinggi tekanan yang melebihi tekanan di kedua atrium dan sirkulasi sistemik maupun sirkulasi pulmonal. Bersamaan dengan kejadian ini, terjadi aktivitas listrik jantung di ventrikel yang terekam pada EKG yaitu komplek QRS atau depolarisasi ventrikel.

Keadaan kedua ventrikel ini akan menyebabkan darah mengalir balik ke atrium yang menyebabkan penutupan katup atrioventrikuler untuk mencegah aliran balik darah tersebut. Penutupan katup atrioventrikuler akan mengeluarkan bunyi jantung satu (S1) atau sistolic. Periode waktu antara penutupan katup AV sampai sebelum pembukaan katup semilunar dimana volume darah di kedua ventrikel tidak berubah dan semua katup dalam keadaan tertutup, proses ini dinamakan dengan fase isovolumetrik contraction.

D. Fase Ejection

Seiring dengan besarnya tekanan di ventrikel dan proses depolarisasi ventrikel akan menyebabkan kontraksi kedua ventrikel membuka katup semilunar dan memompa darah dengan cepat melalui cabangnya masing-masing. Pembukaan katup semilunar tidak mengeluarkan bunyi. Bersamaan dengan kontraksi ventrikel, kedua atrium akan di isi oleh masing-masing cabangnya.

E.Fase Isovolumetric Relaxation

Setelah kedua ventrikel memompakan darah, maka tekanan di kedua ventrikel menurun atau relaksasi sementara tekanan di sirkulasi sistemik dan sirkulasi pulmonal meningkat. Keadaan ini akan menyebabkan aliran darah balik ke kedua ventrikel, untuk itu katup semilunar akan menutup untuk mencegah aliran darah balik ke ventrikel. Penutupan katup semilunar akan mengeluarkan bunyi jantung dua (S2)atau diastolic. Proses relaksasi ventrikel akan terekam dalam EKG dengan gelombang T, pada saat ini juga aliran darah ke arteri koroner terjadi. Aliran balik dari sirkulasi sistemik dan pulmonal ke ventrikel juga di tandai dengan adanya "dicrotic notch".

• 1. Total volume darah yang terisi setelah fase pengisian ventrikel secara pasip maupun aktif ( fase ventrikel filling dan fase atrial contraction) disebut dengan End Diastolic Volume (EDV)
• 2. Total EDV di ventrikel kiri (LVEDV) sekitar 120ml.
• 3. Total sisa volume darah di ventrikel kiri setelah kontraksi/sistolic disebut End SystolicVolume (ESV) sekitar 50 ml.
• 4. Perbedaan volume darah di ventrikel kiri antara EDV dengan ESV adalah 70 ml atau yang dikenal dengan stroke volume. (EDV-ESV= Stroke volume) (120-50= 70)

Anatomi Jantung

by : Budi Waluyo

Anatomi Jantung






Secara fisiologi, jantung adalah salah satu organ tubuh yang paling vital fungsinya dibandingkan dengan organ tubuh vital lainnya. Dengan kata lain, apabila fungsi jantung mengalami gangguan maka besar pengaruhnya terhadap organ-organ tubuh lainya terutama ginjal dan otak. Karena fungsi utama jantung adalah sebagai single pompa yang memompakan darah ke seluruh tubuh untuk kepentingan metabolisme sel-sel demi kelangsungan hidup. Untuk itu, siapapun orangnya sebelum belajar EKG harus menguasai anatomi & fisiologi dengan baik dan benar.


Dalam topik anatomi & fisiologi jantung ini, saya akan menguraikan dengan beberapa sub-topik di bawah ini :
1. Ukuran,Posisi atau letak Jantung
2. Lapisan Pembungkus Jantung
3. Lapisan Otot Jantung
4. Katup Jantung
5. Ruang Jantung
6. Arteri Koroner
7. Siklus Jantung



I.3.1. Ukuran,Posisi atau letak Jantung

Anda tahu berapa ukuran jantung anda? Secara anatomi ukuran jantung sangatlah variatif. Dari beberapa referensi yang saya baca, ukuran jantung manusia mendekati ukuran kepalan tangannya atau dengan ukuran panjang kira-kira 5" (12cm) dan lebar sekitar 3,5" (9cm). Jantung terletak di belakang tulang sternum, tepatnya di ruang mediastinum diantara kedua paru-paru dan bersentuhan dengan diafragma. Bagian atas jantung terletak dibagian bawah sternal notch, 1/3 dari jantung berada disebelah kanan dari midline sternum , 2/3 nya disebelah kiri dari midline sternum. Sedangkan bagian apek jantung di interkostal ke-5 atau tepatnya di bawah puting susu sebelah kiri.(lihat gb:1 & 2)











Gb: 1















Gb: 2






I.3.2. Lapisan Pembungkus Jantung

Bagi rekan-rekan kita yang bekerja di ruang kamar operasi bedah jantung atau thorak saya yakin sudah terbiasa melihat keberadaan jantung di mediastinum, begitu pula dengan lapisan pembungkus atau pelindung jantungnya. Jantung di bungkus oleh sebuah lapisan yang disebut lapisan perikardium, di mana lapisan perikardium ini di bagi menjadi 3 lapisan (lihat gb.3) yaitu :

• Lapisan fibrosa, yaitu lapisan paling luar pembungkus jantung yang melindungi jantung ketika jantung mengalami overdistention. Lapisan fibrosa bersifat sangat keras dan bersentuhan langsung dengan bagian dinding dalam sternum rongga thorax, disamping itu lapisan fibrosa ini termasuk penghubung antara jaringan, khususnya pembuluh darah besar yang menghubungkan dengan lapisan ini (exp: vena cava, aorta, pulmonal arteri dan vena pulmonal).

• Lapisan parietal, yaitu bagian dalam dari dinding lapisan fibrosa
• Lapisan Visceral, lapisan perikardium yang bersentuhan dengan lapisan luar dari otot jantung atau epikardium.

Diantara lapisan pericardium parietal dan lapisan perikardium visceral terdapat ruang atau space yang berisi pelumas atau cairan serosa atau yang disebut dengan cairan perikardium. Cairan perikardium berfungsi untuk melindungi dari gesekan-gesekan yang berlebihan saat jantung berdenyut atau berkontraksi. Banyaknya cairan perikardium ini antara 15 - 50 ml, dan tidak boleh kurang atau lebih karena akan mempengaruhi fungsi kerja jantung.














Gb: 3






I.3.3. Lapisan Otot Jantung

Seperti yang terlihat pada Gb.3, lapisan otot jantung terbagi menjadi 3 yaitu :

• Epikardium,yaitu bagian luar otot jantung atau pericardium visceral
• Miokardium, yaitu jaringan utama otot jantung yang bertanggung jawab atas kemampuan kontraksi jantung.
• Endokardium, yaitu lapisan tipis bagian dalam otot jantung atau lapisan tipis endotel sel yang berhubungan langsung dengan darah dan bersifat sangat licin untuk aliran darah, seperti halnya pada sel-sel endotel pada pembuluh darah lainnya. (Lihat Gb.3 atau Gb.4)







Gb: 4





I.3.4. Katup Jantung

Katup jatung terbagi menjadi 2 bagian, yaitu katup yang menghubungkan antara atrium dengan ventrikel dinamakan katup atrioventrikuler, sedangkan katup yang menghubungkan sirkulasi sistemik dan sirkulasi pulmonal dinamakan katup semilunar.

Katup atrioventrikuler terdiri dari katup trikuspid yaitu katup yang menghubungkan antara atrium kanan dengan ventrikel kanan, katup atrioventrikuler yang lain adalah katup yang menghubungkan antara atrium kiri dengan ventrikel kiri yang dinamakan dengan katup mitral atau bicuspid.

Katup semilunar terdiri dari katup pulmonal yaitu katup yang menghubungkan antara ventrikel kanan dengan pulmonal trunk, katup semilunar yang lain adalah katup yang menghubungkan antara ventrikel kiri dengan asendence aorta yaitu katup aorta. (Lihat Gb: 5)

Katup berfungsi mencegah aliran darah balik ke ruang jantung sebelumnya sesaat setelah kontraksi atau sistolik dan sesaat saat relaksasi atau diastolik. Tiap bagian daun katup jantung diikat oleh chordae tendinea sehingga pada saat kontraksi daun katup tidak terdorong masuk keruang sebelumnya yang bertekanan rendah. Chordae tendinea sendiri berikatan dengan otot yang disebut muskulus papilaris. (Lihat Gb:6)












Gb: 5












Gb: 6


Seperti yang terlihat pada gb.5 diatas, katup trikuspid 3 daun katup
(tri =3), katup aortadan katup pulmonal juga mempunya 3 daun katup. Sedangkan katup mitral atau biskupid hanya mempunyai 2 daun katup.





I.3.5. Ruang,Dinding & Pembuluh Darah Besar Jantung


Jantung kita dibagi menjadi 2 bagian ruang, yaitu :

1. Atrium (serambi)
2. Ventrikel (bilik)

Karena atrium hanya memompakan darah dengan jarak yang pendek, yaitu ke ventrikel. Oleh karena itu otot atrium lebih tipis dibandingkan dengan otot ventrikel.
Ruang atrium dibagi menjadi 2, yaitu atrium kanan dan atrium kiri. Demikian halnya dengan ruang ventrikel, dibagi lagi menjadi 2 yaitu ventrikel kanan dan ventrikel kiri. Jadi kita boleh mengatakan kalau jantung dibagi menjadi 2 bagian yaitu jantung bagian kanan (atrium kanan & ventrikel kanan) dan jantung bagian kiri (atrium kiri & ventrikel kiri).

Kedua atrium memiliki bagian luar organ masing-masing yaitu auricle. Dimana kedua atrium dihubungkan dengan satu auricle yang berfungsi menampung darah apabila kedua atrium memiliki kelebihan volume.

Kedua atrium bagian dalam dibatasi oleh septal atrium. Ada bagian septal atrium yang mengalami depresi atau yang dinamakan fossa ovalis, yaitu bagian septal atrium yang mengalami depresi disebabkan karena penutupan foramen ovale saat kita lahir.
Ada beberapa ostium atau muara pembuluh darah besar yang perlu anda ketahui yang terdapat di kedua atrium, yaitu :

• Ostium Superior vena cava, yaitu muara atau lubang yang terdapat diruang atrium kanan yang menghubungkan vena cava superior dengan atrium kanan.
• Ostium Inferior vena cava, yaitu muara atau lubang yang terdapat di atrium kanan yang menghubungkan vena cava inferior dengan atrium kanan.
• Ostium coronary atau sinus coronarius, yaitu muara atau lubang yang terdapat di atrium kanan yang menghubungkan sistem vena jantung dengan atrium kanan.
• Ostium vena pulmonalis, yaitu muara atau lubang yang terdapat di atrium kiri yang menghubungkan antara vena pulmonalis dengan atrium kiri yang mempunyai 4 muara.

Bagian dalam kedua ruang ventrikel dibatasi oleh septal ventrikel, baik ventrikel maupun atrium dibentuk oleh kumpulan otot jantung yang mana bagian lapisan dalam dari masing-masing ruangan dilapisi oleh sel endotelium yang kontak langsung dengan darah. Bagian otot jantung di bagian dalam ventrikel yang berupa tonjolan-tonjolan yang tidak beraturan dinamakan trabecula. Kedua otot atrium dan ventrikel dihubungkan dengan jaringan penghubung yang juga membentuk katup jatung dinamakan sulcus coronary, dan 2 sulcus yang lain adalah anterior dan posterior interventrikuler yang keduanya menghubungkan dan memisahkan antara kiri dan kanan kedua ventrikel.

Perlu anda ketahui bahwa tekanan jantung sebelah kiri lebih besar dibandingkan dengan tekanan jantung sebelah kanan, karena jantung kiri menghadapi aliran darah sistemik atau sirkulasi sistemik yang terdiri dari beberapa organ tubuh sehingga dibutuhkan tekanan yang besar dibandingkan dengan jantung kanan yang hanya bertanggung jawab pada organ paru-paru saja, sehingga otot jantung sebelah kiri khususnya otot ventrikel sebelah kiri lebih tebal dibandingkan otot ventrikel kanan.

Pembuluh Darah Besar Jantung

Ada beberapa pembuluh besar yang perlu anda ketahui, yaitu:
• Vena cava superior, yaitu vena besar yang membawa darah kotor dari bagian atas diafragma menuju atrium kanan.
• Vena cava inferior, yaitu vena besar yang membawa darah kotor dari bagian bawah diafragma ke atrium kanan.
• Sinus Coronary, yaitu vena besar di jantung yang membawa darah kotor dari jantung sendiri.
• Pulmonary Trunk,yaitu pembuluh darah besar yang membawa darah kotor dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis
• Arteri Pulmonalis, dibagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri yang membawa darah kotor dari pulmonary trunk ke kedua paru-paru.
• Vena pulmonalis, dibagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri yang membawa darah bersih dari kedua paru-paru ke atrium kiri.
• Assending Aorta, yaitu pembuluh darah besar yang membawa darah bersih dari ventrikel kiri ke arkus aorta ke cabangnya yang bertanggung jawab dengan organ tubuh bagian atas.
• Desending Aorta,yaitu bagian aorta yang membawa darah bersih dan bertanggung jawab dengan organ tubuh bagian bawah. (lihat Gb:7)













Gb : 7


I.3.6. Arteri Koroner

Arteri koroner adalah arteri yang bertanggung jawab dengan jantung sendiri,karena darah bersih yang kaya akan oksigen dan elektrolit sangat penting sekali agar jantung bisa bekerja sebagaimana fungsinya. Apabila arteri koroner mengalami pengurangan suplainya ke jantung atau yang di sebut dengan ischemia, ini akan menyebabkan terganggunya fungsi jantung sebagaimana mestinya. Apalagi arteri koroner mengalami sumbatan total atau yang disebut dengan serangan jantung mendadak atau miokardiac infarction dan bisa menyebabkan kematian. Begitupun apabila otot jantung dibiarkan dalam keadaan iskemia, ini juga akan berujung dengan serangan jantung juga atau miokardiac infarction.
Arteri koroner adalah cabang pertama dari sirkulasi sistemik, dimana muara arteri koroner berada dekat dengan katup aorta atau tepatnya di sinus valsava

Arteri koroner dibagi dua,yaitu:
1.Arteri koroner kanan
2.Arteri koroner kiri

Arteri Koroner Kiri

Arteri koroner kiri mempunyai 2 cabang yaitu LAD (Left Anterior Desenden)dan arteri sirkumflek. Kedua arteri ini melingkari jantung dalam dua lekuk anatomis eksterna, yaitu sulcus coronary atau sulcus atrioventrikuler yang melingkari jantung diantara atrium dan ventrikel, yang kedua yaitu sulcus interventrikuler yang memisahkan kedua ventrikel. Pertemuan kedua lekuk ini dibagian permukaan posterior jantung yang merupakan bagian dari jantung yang sangat penting yaitu kruks jantung. Nodus AV node berada pada titik ini.

LAD arteri bertanggung jawab untuk mensuplai darah untuk otot ventrikel kiri dan kanan, serta bagian interventrikuler septum.
Sirkumflex arteri bertanggung jawab untuk mensuplai 45% darah untuk atrium kiri dan ventrikel kiri, 10% bertanggung jawab mensuplai SA node.


Arteri Koroner Kanan

Arteri koroner kanan bertanggung jawab mensuplai darah ke atrium kanan, ventrikel kanan,permukaan bawah dan belakang ventrikel kiri, 90% mensuplai AV Node,dan 55% mensuplai SA Node.





I.3.7. Siklus Jantung

Sebelum mempelajari siklus jantung secara detail, terlebih dahulu saya ingin menyegarkan ingatan anda tentang sirkulasi jantung. Saya yakin kalau anda masih mengingatnya dengan baik atau anda telah lupa?
Anda masih ingat kalau jantung dibagi menjadi 4 ruang? Empat ruang jantung ini tidak bisa terpisahkan antara satu dengan yang lainnya karena ke empat ruangan ini membentuk hubungan tertutup atau bejana berhubungan yang satu sama lain berhubungan (sirkulasi sistemik, sirkulasi pulmonal dan jantung sendiri). Di mana jantung yang berfungsi memompakan darah ke seluruh tubuh melalui cabang-cabangnya untuk keperluan metabolisme demi kelangsungan hidup.

Karena jantung merupakan suatu bejana berhubungan, anda boleh memulai sirkulasi jantung dari mana saja. Saya akan mulai dari atrium/serambi kanan.
Atrium kanan menerima kotor atau vena atau darah yang miskin oksigen dari:

- Superior Vena Kava
- Inferior Vena Kava
- Sinus Coronarius


Dari atrium kanan, darah akan dipompakan ke ventrikel kanan melewati katup trikuspid.
Dari ventrikel kanan, darah dipompakan ke paru-paru untuk mendapatkan oksigen melewati:
- Katup pulmonal
- Pulmonal Trunk
- Empat (4) arteri pulmonalis, 2 ke paru-paru kanan dan 2 ke paru-paru kiri

Darah yang kaya akan oksigen dari paru-paru akan di alirkan kembali ke jantung melalui 4 vena pulmonalis (2 dari paru-paru kanan dan 2 dari paru-paru kiri)menuju atrium kiri.
Dari atrium kiri darah akan dipompakan ke ventrikel kiri melewati katup biskupid atau katup mitral.
Dari ventrikel kiri darah akan di pompakan ke seluruh tubuh termasuk jantung (melalui sinus valsava) sendiri melewati katup aorta. Dari seluruh tubuh,darah balik lagi ke jantung melewati vena kava superior,vena kava inferior dan sinus koronarius menuju atrium kanan.

Secara umum, siklus jantung dibagi menjadi 2 bagian besar, yaitu:
• Sistole atau kontraksi jantung
• Diastole atau relaksasi atau ekspansi jantung

Secara spesific, siklus jantung dibagi menjadi 5 fase yaitu :
1. Fase Ventrikel Filling
2. Fase Atrial Contraction
3. Fase Isovolumetric Contraction
4. Fase Ejection
5. Fase Isovolumetric Relaxation

Perlu anda ingat bahwa siklus jantung berjalan secara bersamaan antara jantung kanan dan jantung kiri, dimana satu siklus jantung = 1 denyut jantung = 1 beat EKG (P,q,R,s,T) hanya membutuhkan waktu kurang dari 0.5 detik.


A. Fase Ventrikel Filling

Sesaat setelah kedua atrium menerima darah dari masing-masing cabangnya, dengan demikian akan menyebabkan tekanan di kedua atrium naik melebihi tekanan di kedua ventrikel. Keadaan ini akan menyebabkan terbukanya katup atrioventrikular, sehingga darah secara pasif mengalir ke kedua ventrikel secara cepat karena pada saat ini kedua ventrikel dalam keadaan relaksasi/diastolic sampai dengan aliran darah pelan seiring dengan bertambahnya tekanan di kedua ventrikel. Proses ini dinamakan dengan pengisian ventrikel atau ventrikel filling. Perlu anda ketahui bahwa 60% sampai 90 % total volume darah di kedua ventrikel berasal dari pengisian ventrikel secara pasif. Dan 10% sampai 40% berasal dari kontraksi kedua atrium.

B. Fase Atrial Contraction

Seiring dengan aktifitas listrik jantung yang menyebabkan kontraksi kedua atrium, dimana setelah terjadi pengisian ventrikel secara pasif, disusul pengisian ventrikel secara aktif yaitu dengan adanya kontraksi atrium yang memompakan darah ke ventrikel atau yang kita kenal dengan "atrial kick". Dalam grafik EKG akan terekam gelombang P. Proses pengisian ventrikel secara keseluruhan tidak mengeluarkan suara, kecuali terjadi patologi pada jantung yaitu bunyi jantung 3 atau cardiac murmur.


C. Fase Isovolumetric Contraction

Pada fase ini, tekanan di kedua ventrikel berada pada puncak tertinggi tekanan yang melebihi tekanan di kedua atrium dan sirkulasi sistemik maupun sirkulasi pulmonal. Bersamaan dengan kejadian ini, terjadi aktivitas listrik jantung di ventrikel yang terekam pada EKG yaitu komplek QRS atau depolarisasi ventrikel.

Keadaan kedua ventrikel ini akan menyebabkan darah mengalir balik ke atrium yang menyebabkan penutupan katup atrioventrikuler untuk mencegah aliran balik darah tersebut. Penutupan katup atrioventrikuler akan mengeluarkan bunyi jantung satu (S1) atau sistolic. Periode waktu antara penutupan katup AV sampai sebelum pembukaan katup semilunar dimana volume darah di kedua ventrikel tidak berubah dan semua katup dalam keadaan tertutup, proses ini dinamakan dengan fase isovolumetrik contraction.

D. Fase Ejection

Seiring dengan besarnya tekanan di ventrikel dan proses depolarisasi ventrikel akan menyebabkan kontraksi kedua ventrikel membuka katup semilunar dan memompa darah dengan cepat melalui cabangnya masing-masing. Pembukaan katup semilunar tidak mengeluarkan bunyi. Bersamaan dengan kontraksi ventrikel, kedua atrium akan di isi oleh masing-masing cabangnya.

E.Fase Isovolumetric Relaxation

Setelah kedua ventrikel memompakan darah, maka tekanan di kedua ventrikel menurun atau relaksasi sementara tekanan di sirkulasi sistemik dan sirkulasi pulmonal meningkat. Keadaan ini akan menyebabkan aliran darah balik ke kedua ventrikel, untuk itu katup semilunar akan menutup untuk mencegah aliran darah balik ke ventrikel. Penutupan katup semilunar akan mengeluarkan bunyi jantung dua (S2)atau diastolic. Proses relaksasi ventrikel akan terekam dalam EKG dengan gelombang T, pada saat ini juga aliran darah ke arteri koroner terjadi. Aliran balik dari sirkulasi sistemik dan pulmonal ke ventrikel juga di tandai dengan adanya "dicrotic notch".

• 1. Total volume darah yang terisi setelah fase pengisian ventrikel secara pasip maupun aktif ( fase ventrikel filling dan fase atrial contraction) disebut dengan End Diastolic Volume (EDV)
• 2. Total EDV di ventrikel kiri (LVEDV) sekitar 120ml.
• 3. Total sisa volume darah di ventrikel kiri setelah kontraksi/sistolic disebut End SystolicVolume (ESV) sekitar 50 ml.
• 4. Perbedaan volume darah di ventrikel kiri antara EDV dengan ESV adalah 70 ml atau yang dikenal dengan stroke volume. (EDV-ESV= Stroke volume) (120-50= 70)

Posted at 16.57.00 |  by Waluyo Kesehatan

0 komentar:

© 2013 Waluyo Kesehatan. WP Theme-junkie converted by BloggerTheme9
Blogger templates. Proudly Powered by Blogger.
back to top